JAKARTA - PT Federal International Finance (FIF) merombak susunan direksi dan komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Ada dua agenda penting dalam RUPST salah satu anak perusahaan PT Astra International Tbk di bidang jasa keuangan, khususnya sektor pembiayaan ini.
RUPST Tahun Buku 2024 FIF ini dihadiri oleh seluruh anggota Direksi, Dewan Komisaris & Pemegang Saham Perseroan. Beberapa poin yang menjadi agenda RUPST tersebut di antaranya Persetujuan Laporan Tahunan untuk Tahun Buku 2024, Pengesahan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2024 dan Pengangkatan Direksi serta Dewan Komisaris Perseroan.
Sehubungan dengan telah berakhirnya masa jabatan seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, pada RUPST tahun 2025 yang berlangsung awal pekan ini, rapat menyetujui pengangkatan susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Berikut adalah susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sampai dengan RUPST tahun 2026:
Presiden Komisaris : Rudy
Komisaris : Thomas Junaidi Alim Wijaya
Komisaris Independen : R. Nunu Soetjahja Noegroho
Komisaris Independen : Margono Tanuwijaya
Presiden Direktur : Siswadi
Direktur : Indra Gunawan
Direktur : Setia Budi
Direktur : Sri Harjati
Direktur : Valentina Chai Wei Li
Direktur : Daniel Hartono
Sepanjang tahun 2024, Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp4,4 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 7,5% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama pada tahun 2023, di mana laba bersih Perseroan mencapai Rp4,1 triliun. Pencapaian kinerja Perseroan ini merupakan yang pertama kali sejak Perseroan berdiri pada tahun 1989. Hal ini sejalan dengan yang telah dilaporkan dalam Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2024 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Rintis, Jumadi, Rianto & Rekan (anggota jaringan PricewaterhouseCoopers).
Pencapaian Perseroan, yang merupakan salah satu perusahaan pembiayaan ritel terbesar di Indonesia ini, juga tercermin dari pertumbuhan nilai penyaluran pembiayaan pada tahun 2024, yang mencapai Rp45,9 triliun atau naik sebesar 8,5% secara yoy dibandingkan dengan tahun 2023 senilai Rp42,3 triliun. Adapun Non-Performing Finance (NPF) Perseroan pada tahun 2024 di level 1,18%, di mana berdasarkan penetapan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai NPF yang berhasil dicapai tahun 2024 tersebut menempatkan Perseroan dalam klasifikasi sebagai perusahaan pembiayaan yang sangat sehat.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)