Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bahlil Tegaskan Tidak Ada Revisi Target Produksi Migas 1 Juta BOPD pada 2030

Feby Novalius , Jurnalis-Kamis, 01 Mei 2025 |07:36 WIB
Bahlil Tegaskan Tidak Ada Revisi Target Produksi Migas 1 Juta BOPD pada 2030
Menteri Bahlil Soal Target Produksi Migas. (Foto: Okezone.com/SKK)
A
A
A

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan merevisi target produksi minyak dan gas bumi (migas) sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada tahun 2030. 

Pernyataan tersebut disampaikan saat kunjungan kerja ke lapangan Pertamina Hulu Mahakam dan Eni Indonesia di Senipah, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (30/4/2025).

Meski target tersebut dinilai tidak mudah, Bahlil menegaskan komitmen pemerintah untuk tetap berupaya mencapainya.

“Kita diperintahkan oleh Bapak Presiden, target kita harus 900 ribu sampai 1 juta barel. Maka sebagai prajurit, sebagai pembantu Presiden, jangan menyerah sebelum bertarung,” ujar Bahlil, Kamis (1/5/2025).

Bahlil menyebut bahwa target ini sudah selaras dengan Master Plan Produksi Migas Nasional.

Soal Defisit Gas, Bahlil: Tidak Ada Impor Sampai Hari Ini

Terkait isu defisit gas dalam negeri, Bahlil menjelaskan bahwa situasi tersebut terjadi karena peningkatan konsumsi dalam negeri yang tidak diimbangi dengan perencanaan kebutuhan yang matang.

“Awalnya, defisit gas disebabkan oleh peningkatan konsumsi dalam negeri dan kurangnya perhitungan kebutuhan. Namun setelah dilakukan review, produksi gas seharusnya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan domestik,” jelasnya.

 

Bahlil menambahkan bahwa hingga saat ini, Indonesia belum melakukan impor gas, dan pemerintah berkomitmen untuk mempertahankan kondisi tersebut.

“Sampai hari ini, tidak ada impor gas, dan kami berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga agar tidak perlu ada impor gas,” tegasnya.

Bahlil juga menyampaikan optimisme bahwa pada tahun 2026 dan 2027, lifting gas akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya mengandalkan produksi dalam negeri.

“Tahun 2026, sebisa mungkin tidak ada impor gas. Kecuali dalam kondisi yang benar-benar darurat. Kita harus yakin bahwa produksi dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan kita,” pungkasnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement