“Kendati kondisi industri nasional yang kurang menguntungkan dimana harga acuan nikel domestik sejak awal semester kedua tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 10,85% hingga Maret 2025, Perseroan terbukti mampu untuk mengatasi tantangan tersebut. Selain itu, Perseroan juga selalu berusaha untuk melakukan efisiensi produksi secara konsisten,” ungkapnya.
Sejalan dengan peningkatan Laba Kotor, Laba Usaha Perseroan juga meroket dari sebelumnya hanya sebesar Rp19,56 miliar pada periode Maret 2024 menjadi Rp251,9 miliar pada periode Maret 2025 atau meningkat tajam sebesar 1.187,34%. Kombinasi efisiensi biaya produksi dan peningkatan volume penjualan menyebabkan Laba Tahun Berjalan Perseroan melambung tajam yaitu sebesar Rp193,13 miliar pada periode Maret 2025 dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp12,27 miliar. Laba Tahun Berjalan periode Maret 2025 meningkat tajam sebesar 1.473,69% dari periode sebelumnya.
(Feby Novalius)