Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sri Mulyani Harap ASEAN+3 Redam Ketegangan Global

Feby Novalius , Jurnalis-Senin, 05 Mei 2025 |22:24 WIB
Sri Mulyani Harap ASEAN+3 Redam Ketegangan Global
Menteri Keuangan Sri Mulyani Harap ASEAN+3 Redam Ketegangan Global. (Foto: Okezone.com/Instagram)
A
A
A

JAKARTA – Indonesia menyerukan agar negara-negara anggota ASEAN bersama Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok (ASEAN+3) memainkan peran sebagai kekuatan penyeimbang di tengah meningkatnya ketegangan global.

“Saya berharap ASEAN+3 dapat menjadi representasi wilayah yang mampu meredakan ketegangan dan menciptakan lebih banyak kepastian terhadap dinamika global saat ini,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui akun Instagram pribadinya, Senin (5/5/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam sesi kedua ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting yang digelar di Milan, Italia. Dalam pertemuan itu, para menteri keuangan dan gubernur bank sentral membahas strategi untuk memperkuat kolaborasi demi mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.

1. Komitmen Indonesia Dukung ASEAN+3

Sri Mulyani menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif dalam menciptakan kesejahteraan di kawasan serta memperkuat kerja sama dengan mitra global.

“Indonesia berkomitmen akan terus berperan aktif dalam mendukung kesejahteraan wilayah ASEAN+3, serta membangun kerja sama, baik dengan Amerika Serikat maupun lembaga-lembaga multilateral,” ujarnya.

Indonesia juga menyambut baik pembahasan mengenai inisiatif Chiang Mai atau kesepakatan pertukaran mata uang multilateral yang melibatkan seluruh anggota ASEAN+3.

Kemudian, Indonesia berharap inisiatif yang telah dilakukan RI bersama Jepang pada masa kepemimpinan sebelumnya di ASEAN +3 serta pembahasan mengenai penguatan jaring pengaman keuangan regional akan terus dipercepat.

2. Pentingnya ASEAN+3

Dalam agenda itu, Indonesia menekankan pentingnya pembahasan mengenai cara mengimplementasikan kebijakan fiskal dalam pertemuan ASEAN+3 Finance Ministers and Central Bank Governors' Meeting.

“Saya menyampaikan pentingnya tidak hanya memahami ‘apa’ kebijakan fiskal yang ideal, tetapi juga ‘bagaimana’ cara efektif untuk mengimplementasikannya,” ujar Sri Mulyani.

Hasil studi ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) menunjukkan bahwa kebijakan fiskal di masing-masing negara anggota berperan dalam mendorong pertumbuhan nasional sekaligus menjaga keberlanjutan fiskal. Terlebih, tiap negara memiliki kondisi domestik yang berbeda.

Maka dari itu, pembelajaran dari pengalaman negara lain dalam menghadapi tantangan domestik dapat menjadi kunci untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

3. Tujuan Pertemuan ASEAN+3

Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 ke-28 (ASEAN+3 Finance Ministers' and Central Bank Governors' Meeting/AFMGM+3) menegaskan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas serta meningkatkan integrasi dan ketahanan kawasan melalui sejumlah inisiatif.

Inisiatif ini termasuk upaya penguatan struktur pendanaan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM), serta penguatan kerja sama pembiayaan regional (regional financing arrangement) melalui amendemen perjanjian CMIM untuk operasionalisasi Rapid Financing Facility (RFF).

“Hal tersebut sejalan dengan dukungan Bank Indonesia terhadap penguatan kerangka CMIM, agar CMIM tetap responsif, fleksibel dan dapat membantu negara anggota mengatasi tantangan ke depan,” kata Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta. 

 

Selain itu, inisiatif juga mencakup penguatan kapasitas fiskal melalui ASEAN+3 Fiscal Policy Exchange, pengembangan pasar keuangan melalui Asian Bond Markets Initiatives (ABMI), serta penguatan kapasitas AMRO guna mendukung resiliensi kawasan.

Dalam forum yang diadakan di Milan, Italia pada Minggu (4/5) ini, Filianingsih juga menyampaikan respons kebijakan Bank Indonesia dalam menghadapi tantangan saat ini melalui penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.

Pandangan Bank Indonesia tersebut sejalan dengan pandangan Kementerian Keuangan yang menyampaikan bahwa sinergi terus dilakukan antara kebijakan fiskal dan moneter.

Adapun Joint Statement yang disepakati pada pertemuan tersebut turut menegaskan pentingnya diskusi isu-isu strategis, seperti pembaruan Strategic Directions of the ASEAN+3 Finance Process, penguatan kerangka kerja Disaster Risk Financing Initiative (DRFI), serta identifikasi ASEAN+3 Future Initiatives ke depan.

Dalam konteks memperkuat stabilitas keuangan kawasan, ASEAN+3 juga menekankan pentingnya mempererat sinergi antara CMIM dengan International Monetary Fund (IMF) untuk memperkuat efektivitas jaring pengaman keuangan dunia.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement