Wilayah dengan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi yang tertinggal cenderung memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi dibanding daerah maju.
Daerah dengan bonus demografi (jumlah penduduk usia produktif tinggi) akan menghadapi tantangan serius jika penyerapan tenaga kerja tidak direncanakan dengan baik.
Investasi yang rendah atau lesunya ekonomi daerah menyebabkan perusahaan enggan berekspansi, sehingga lapangan kerja tetap terbatas.
Migrasi besar-besaran ke kota tanpa penyerapan kerja yang seimbang menyebabkan banyak pendatang menjadi pengangguran atau bekerja di sektor informal.
Krisis ekonomi, pandemi, atau ketidakstabilan usaha kerap menimbulkan PHK massal, yang otomatis meningkatkan angka pengangguran.
(Feby Novalius)