"Kalau pun (tarif impor AS berlaku) dari hasil stress test kita, dampaknya tidak sedalam yang pernah kita takutkan," paparnya.
Erick mengaku tidak bisa membuka hasil uji ketahanan BUMN lantaran bersifat sebagai data internal. Kendati begitu, dia akan menyerahkan laporan hasil uji ketahanan kepada pimpinan Komisi VI DPR.
"Kalau stress test mungkin karena ini data internal, kita bisa berikan secara tertutup kepada pimpinan untuk nanti bisa dibicarakan di dalam karena ini kan memang data yang tertutup," beber dia.
Berdasarkan hasil uji ketahanan kinerja BUMN cukup baik. Hal ini diperkuat oleh neraca perdagangan Indonesia. Bahkan, Erick memperkirakan pelemahan rupiah terhadap USD pun tidak berdampak buruk bagi BUMN.
"Sampai fluktuasi USD per Rp 20.000, kita Insya Allah masih kuat, ya kita tidak mau Rp 20.000, cuma kalau sampai (terjadi) dengan kinerja hari ini, revenue, neraca perdagangan trade, profitabilitas tentu yang sehat Rp 16.000, yang 20.000 yang sesak napas, cuma kalau sampai (USD) Rp 20.000, kita dalam keadaan yang masih baik,” jelas Erick.
(Taufik Fajar)