Terkait keberlanjutan bahan baku tembakau untuk IHT, dia menegaskan bahwa strategi harus melibatkan sinergi antara petani, pemerintah, dan pelaku industri. Dia mendorong penguatan riset untuk mengembangkan varietas tembakau yang tahan terhadap kondisi ekstrem dan memiliki produktivitas tinggi.
Selain itu, dia menggarisbawahi pentingnya membangun kemitraan yang kuat antara petani dan industri, terutama dalam hal akses pembiayaan dan perlindungan seperti asuransi pertanian.
“Soal tata kelola dan regulasi yang mendukung, ini penting dan harus terus di-upgrade, karena regulasi dan tata kelola yang baik tentunya akan menjamin pasokan tembakau tetap diprioritaskan dan dilindungi,” terangnya.
Sektor IHT memiliki peran besar sebagai industri padat karya yang berbasis pada pertanian. Dia mengingatkan bahwa jutaan orang bergantung pada sektor ini, mulai dari petani tembakau dan cengkeh, buruh linting, hingga pekerja distribusi dan sektor kreatif. Dia mendorong perlunya strategi komprehensif yang ditopang dengan riset dan dialog lintas sektor untuk memastikan keberlanjutan lapangan kerja di sektor ini.
“Semua pihak terkait harus mau duduk satu meja dan berdialog secara konstruktif demi terciptanya harapan dari petani dan industrinya,” katanya.
Dia berharap agar pemerintah terus menjamin perluasan pasar bagi petani dan pelaku IHT melalui kolaborasi kebijakan. Menurutnya, perlindungan terhadap petani dan pekerja di industri padat karya tidak hanya akan menjaga stabilitas sosial, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi nasional secara menyeluruh.
“Harapan saya, pemerintah, apa pun kondisinya, harus menjaga dan menjamin perluasan pasar petani dan IHT,” tutupnya.
(Dani Jumadil Akhir)