Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Surplus 60 Bulan Berturut-turut, Neraca Dagang April 2025 Catat USD0,16 Miliar

Ameiliani Putri , Jurnalis-Selasa, 03 Juni 2025 |07:03 WIB
Surplus 60 Bulan Berturut-turut, Neraca Dagang April 2025 Catat USD0,16 Miliar
Neraca Dagang Surplus (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada April 2025 sebesar USD 0,16 miliar. Ini menandai capaian positif selama 60 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

1. Neraca Dagang Surplus

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan nilai surplus ini menurun sebesar USD 0,38 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

"Surplus April 2025 ini lebih ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas, yaitu sebesar USD 1,51 miliar," ujar Pudji dalam konferensi pers BPS, Senin (2/6/2025).

Komoditas penyumbang surplus terbesar pada sektor nonmigas adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani/nabati, serta besi dan baja. Ketiganya berkontribusi besar dalam mempertahankan tren positif neraca perdagangan Indonesia.

Sementara itu, sektor migas masih mencatat defisit sebesar USD 1,35 miliar pada April 2025. Defisit ini didominasi oleh hasil minyak dan minyak mentah sebagai komoditas utama penyumbangnya.

 

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari hingga April 2025 mencatatkan surplus sebesar USD 11,07 miliar. Pudji menjelaskan bahwa surplus ini masih didorong oleh komoditas nonmigas. "Surplus sepanjang Januari hingga April ini lebih ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar USD 17,26 miliar," ujarnya.

2. Komoditas Migas

Di sisi lain, komoditas migas selama empat bulan pertama tahun ini masih menyumbang defisit sebesar USD 6,19 miliar. Hal ini menunjukkan tantangan struktural pada sektor energi Indonesia yang masih mengandalkan impor minyak mentah.

Berdasarkan negara mitra dagang, Indonesia mencatat surplus terbesar dengan Amerika Serikat sebesar USD 5,44 miliar, disusul India USD 3,98 miliar, dan Filipina USD 2,92 miliar. Negara-negara ini menjadi pasar utama produk ekspor Indonesia.

Sebaliknya, Indonesia mengalami defisit neraca dagang dengan Tiongkok sebesar USD 6,28 miliar, Singapura USD 2,41 miliar, dan Australia USD 1,75 miliar. Ketergantungan pada impor dari negara-negara ini masih menjadi tantangan dalam menjaga keseimbangan perdagangan.

Baca selengkapnya: Neraca Dagang Surplus 60 Bulan Berturut-turut, April 2025 Catat USD0,16 Miliar

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement