Berusaha keras di Cina melalui JV dengan Archer Daniels Midland (ADM) dan Top Glory, anak perusahaan COFCO, dan memulai pembangunan East Ocean Grains Industry (EOGI) yang pada saat itu merupakan kompleks manufaktur minyak dan biji-bijian terpadu pertama yang besar di Cina. Setelah meraih kesuksesan besar, Wilmar dan ADM melanjutkan sekitar tiga tahun kemudian untuk membangun lima pabrik penghancur skala besar terutama di sepanjang pantai.
Membentuk usaha patungan dengan Adani Group dari India untuk menyuling minyak goreng dan memproduksi minyak goreng kemasan konsumen di Bangladesh.
Memulai kepemilikan kapal dengan pembelian tanker berkapasitas 6.000 MT, MT. Lisa. Armada domestik di Indonesia dan Tiongkok dimulai masing-masing pada tahun 1995 dan 2004. Armada Grup sejak saat itu telah berkembang hingga mencakup kapal milik sendiri dan yang dikelola, dengan total tonase armada sekitar 2,8 juta MT.
ADM berinvestasi di 20% saham Wilmar. Sekitar waktu yang sama, investor lain mengambil 20% saham lainnya. ADM tetap menjadi investor dan mitra bisnis Grup hingga saat ini.
Membentuk JV, Adani Wilmar Limited (sekarang dikenal sebagai AWL Agri Business Limited), dengan Adani Group di India. Proyek pertamanya, kilang minyak berkapasitas 600 MT/hari dan pabrik kemasan konsumen di Mundra, Gujarat, mulai beroperasi pada tahun 2000 dan diperluas dengan tambahan 1.000 MT/hari pada tahun 2002. AWL mengoperasikan lebih dari 100 pabrik di India saat ini dan merek 'Fortune'-nya merupakan minyak lunak kemasan konsumen terlaris di negara tersebut.
Jejak perdana di Afrika dengan akuisisi 50% saham di Southcomm, sebuah perusahaan perdagangan minyak yang menjual terutama ke Afrika Selatan dan Tanzania. Ini diikuti oleh akuisisi 50% saham di perusahaan perdagangan minyak yang berbasis di Kenya, Josovina Commodities pada tahun 2001.
Proyek berikutnya adalah perkebunan dan penyulingan kelapa sawit di Kalangala, Uganda yang dikembangkan bersama dengan Bidco Uganda Limited.
Pada awal 2000-an, Wilmar mulai memasarkan minyak goreng merek sendiri, seperti Sania. Pada 2005, mereka mengakuisisi PT Cahaya Kalbar Tbk, produsen lemak dan minyak khusus untuk industri makanan. Lalu, pada 2006, Wilmar Trading Pte Ltd berganti nama menjadi Wilmar International Limited dan melantai kembali di Bursa Singapura. Bisnis kelapa sawit Wilmar tercatat di Bursa Efek Singapura dengan kapitalisasi pasar awal sebesar SGD2,38 miliar.
Saat ini, Wilmar Group menjadi salah satu pemain utama dalam industri kelapa sawit global. Hingga 31 Desember 2020, total lahan tanam yang dimiliki mencapai 232.053 hektar, dengan 65 persen berada di Indonesia. Lokasi perkebunan mencakup Sumatera, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Sisanya tersebar di Malaysia, Uganda, dan Afrika Barat.