Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sopir Truk Demo Kebijakan ODOL, Menko Airlangga Buka Pintu Dialog

Anggie Ariesta , Jurnalis-Rabu, 02 Juli 2025 |13:12 WIB
Sopir Truk Demo Kebijakan ODOL, Menko Airlangga Buka Pintu Dialog
Pemerintah membuka ruang dialog dan menampung seluruh aspirasi para pelaku industri logistik dan sopir truk. (Foto: Okezone.com/ALFI)
A
A
A

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons aksi demonstrasi aliansi sopir truk terkait kebijakan penindakan truk Over Dimension Overload (ODOL), di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, hari ini.

Airlangga menyampaikan, pemerintah membuka ruang dialog dan menampung seluruh aspirasi para pelaku industri logistik dan sopir truk.

“Terkait dengan Over Dimensi dan Overload (ODOL), memang beberapa komoditas yang menggunakan fasilitas tersebut adalah industri yang cukup berat, seperti industri baja, industri semen, dan industri daripada makanan minuman,” ujar Airlangga di kantornya, Rabu (2/7/2025).

“Nah tentu nanti apa yang menjadi aspirasi akan ditampung dan dibicarakan dengan kementerian terkait,” tambahnya.

Aksi tersebut dilakukan oleh kelompok sopir truk yang menuntut peninjauan ulang kebijakan ODOL, yang berpotensi menaikkan biaya logistik dan harga bahan pokok.

Para sopir khawatir pengetatan aturan ODOL akan berdampak pada distribusi barang, terutama sembako, sehingga berkontribusi pada kenaikan inflasi.

Kebijakan pengendalian truk ODOL merupakan bagian dari upaya pemerintah menekan biaya logistik nasional, yang saat ini berada di kisaran 14,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB), untuk kemudian diturunkan menjadi 12,5% dan bahkan mencapai 8% pada 2030. Hal ini juga menjadi salah satu fokus dalam penyusunan Peraturan Presiden tentang Penguatan Logistik Nasional.

 

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi year-on-year per Mei 2025 tercatat sebesar 1,87%, dengan inflasi year-to-date sebesar 1,35%. Angka ini masih berada di bawah target pemerintah, yakni 2,5% ±1 persen, menunjukkan bahwa pengendalian harga-harga tetap terjaga meski terdapat tekanan global dan dinamika logistik dalam negeri.

Selain kelompok sopir truk, unjuk rasa juga dilakukan oleh Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) yang menuntut hak atas permukiman di Kampung Susun Bayam. Kedua aksi tersebut sempat menyebabkan kemacetan di sekitar kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan hingga Patung Kuda.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement