JAKARTA - Sederet merek beras premium yang masuk daftar diduga oplosan tidak sesuai mutu, takaran dan harga dapat dengan mudah ditemui di ritel modern. Sebagian besar merek beras tersebut merupakan keluaran produsen ternama Tanah Air.
Berdasarkan pantauan langsung di salah satu ritel modern di wilayah Jakarta Selatan, Rabu (16/7/2025), merek beras seperti Sania, Raja Platinum, hingga Setra Ramos yang sebelumnya diduga dioplos dan tengah masuk proses investigasi, dengan bebas mejeng di rak display.
Menurut penuturan salah satu karyawan, beras-beras tersebut sebelumnya telah ditarik terlebih dahulu tak lama setelah mencuatnya isu beras oplosan. Ia menyebut ragam beras yang didisplay saat ini merupakan beras baru hasil restock.
"Ada surat pemberitahuan (dari merek) buat di toko, kalau barang tersebut sudah (bisa) didisplay (kembali). Sebelumnya sempat ditarik," ungkap karyawan yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Mentan Sebut Sebagian Merek Telah Tarik Beras Oplosan Dipasaran dan Ganti Harga
Di tempat berbeda, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut, sebagian merek yang menjual beras oplosan telah menarik produk dari pasaran. Hal itu diketahui setelah Kementan melakukan pemeriksaan pasar. Dia mengatakan, ada 268 merek yang tersebar di pasaran Indonesia yang dilakukan uji sampel.
"Alhamdulillah kemarin kami cek merek yang sudah diumumkan itu sudah mulai sebagian, belum seluruhnya Ibu, itu menarik dan mengganti harganya. Harganya sesuai standar dan kualitasnya sama. Itu yang terjadi ini, sudah ada perubahan Ibu," ucap Mentan saat Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IV DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu.
Kendati demikian, Mentan menyampaikan, pihaknya telah menyurati Kepolisian dan Kejaksaan Agung (Kejagung). Dia pun menyampaikan, ada 26 merek beras yang telah diperiksa. "Tanggal 10 sudah diperiksa, ada 26 merek, dan menurut laporan yang kami terima, bahwa mereka mengakui," ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan adanya praktik pengoplosan beras premium dengan kualitas rendah. Praktik curang ini sangat merugikan masyarakat sekaligus mencoreng tata niaga pangan nasional. Hasil investigasi Kementan bersama tim pengawasan pangan di sejumlah wilayah menemukan beras bermerek yang dijual dengan harga premium, namun isinya ternyata campuran dengan beras medium atau tidak sesuai standar mutu beras premium. Kasus ini menjadi sorotan karena sangat merugikan konsumen dan petani.
“Kami akan menindak tegas praktik seperti ini. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap petani, konsumen, dan juga semangat swasembada pangan,” tegas Mentan, Senin (14/7/2025).
Sesuai standar mutu beras yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 6128:2020, beras premium memiliki kadar air maksimal 14%, butir kepala minimal 85%, dan butir patah maksimal 14,5%. Tak hanya di SNI, peraturan mutu beras juga diperkuat oleh Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2023 tentang Persyaratan Mutu dan Label Beras, serta Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31/PERMENTAN/PP.130/8/2017 tentang Kelas Mutu Beras.
“Sangat kami sayangkan, sejumlah perusahaan besar justru terindikasi tidak mematuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Masyarakat membeli beras premium dengan harapan kualitasnya sesuai standar, tetapi kenyataannya tidak demikian. Kalau diibaratkan, ini seperti membeli emas 24 karat namun yang diterima ternyata hanya emas 18 karat,” ujar Mentan Amran.
Menurutnya praktik curang tersebut telah merugikan masyarakat hingga Rp99 triliun per tahun. Mentan Amran menjelaskan bahwa semula menemukan adanya anomali, di mana harga beras terus naik padahal stok beras melimpah. Pihaknya kemudian melakukan pengujian terhadap 268 sampel beras yang tersebar di 10 provinsi produsen beras terbesar di seluruh Indonesia.
Dari pengujian ditemukan sebagian besar merek tak sesuai dengan mutu, harga dan takaran. "Kita estimasi potensi kerugian, kerugian masyarakat yaitu Rp99 triliun, hampir Rp100 triliun. Itu kalau 1 tahun. Kalau terjadi 2 tahun, 3 tahun, Anda estimasi sendiri," ungkapnya.
Adapun beberapa daftar beras yang diduga dioplos atau tidak sesuai dengan mutu, harga dan takaran adalah sebagai berikut:
Wilmar Group
- Sania
- Sovia
- Fortune
- Siip
Food Station Tjipinang Jaya
- Setra Ramos
- Beras Pulen Wangi
- Food Station- Setra Pulen
PT Belitang Panen Raya
- Raja Platinum
- Raja Ultima
PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group)
- Ayana
(Dani Jumadil Akhir)