Dia menambahkan, keanggotaan Indonesia di BRICS juga harus dimanfaatkan secara maksimal guna membuka akses pasar yang lebih luas. Negara-negara seperti India, Tiongkok, Brasil, dan Rusia memiliki potensi besar sebagai pasar alternatif.
Namun demikian, Saleh tidak menampik pentingnya tetap menjalin negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat, mengingat industri padat karya dinilai sulit dibangun di negara tersebut. Hal ini disebabkan oleh biaya produksi yang tinggi akibat mahalnya upah tenaga kerja.
“Ruang negosiasi tetap ada. Sambil perlahan kita melakukan diversifikasi pasar, agar ketergantungan terhadap pasar Amerika ini secara bertahap bisa berkurang,” tutup Saleh.