Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sri Mulyani Ungkap Strategi APBN di 2026

Anggie Ariesta , Jurnalis-Jum'at, 22 Agustus 2025 |14:01 WIB
Sri Mulyani Ungkap Strategi APBN di 2026
Menkeu Sri Mulyani (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa APBN 2026 dirancang sebagai instrumen yang kredibel dan berkelanjutan untuk menjadi jangkar stabilitas, di tengah berbagai tantangan global.

Sri Mulyani mengatakan, APBN akan terus menjadi buffer penting saat Indonesia menghadapi gejolak global. Namun, pemerintah juga akan mendorong sinergi dengan Danantara (BUMN) dan swasta.

"Kami akan bekerja sama dengan Danantara dan swasta terutama agar beban tidak seluruhnya ada di APBN namun bisa kemudian mesin pertumbuhan bisa dibagi kepada Danantara dan juga swasta di dalam mendorong kemajuan ekonomi Indonesia," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi XI DPR, Jumat (22/8/2025).

Menurutnya, APBN harus tetap sehat karena diandalkan oleh masyarakat, namun fungsinya yang beragam mulai dari alokasi, stabilisasi, hingga distribusi yang menunjukkan betapa besarnya harapan masyarakat terhadap instrumen ini.

Di sisi lain, Sri Mulyani menyoroti neraca perdagangan yang surplus, tetapi defisit pada neraca pendapatan primer (repatriasi keuntungan, dividen) dan neraca jasa, terutama pariwisata. Tantangannya adalah mengurangi defisit transaksi berjalan ini.

"Ini adalah tantangan kita untuk bisa menurunkan transaksi berjalan defisit mengecil terutama dari tourism untuk bisa mengimbangi orang Indonesia yang juga pergi ke luar negeri. Dan juga dari sisi pendapatan primer terutama untuk repatriasi keuntungan kita juga harus memiliki kemampuan untuk capital inflow," jelasnya.

 

Dari sisi neraca transaksi modal dan finansial, Sri Mulyani menjelaskan bahwa investasi di saham dan SRBI mengalami penurunan atau defisit. Namun, investasi di Surat Berharga Negara (SBN) tetap menarik.

"Surat berharga negara kita menjadi instrumen yang atraktif untuk invest. Maka dia menarik modal dari luar meskipun kami tetap menjaga porsi non-resident itu tidak terlalu besar agar tidak menjadi sesuatu yang bisa menciptakan swing risk kepada keseluruhan yield dari surat berharga negara kita," ungkap Sri Mulyani.

Adapun Sri Mulyani mengungkapkan bahwa proyeksi nilai tukar Rupiah dan yield SBN dalam APBN 2026 ditetapkan secara hati-hati, mencerminkan fundamental dan sebagai sinyal pengelolaan risiko. Proyeksi nilai tukar Rupiah dipatok Rp16.500, sedangkan yield SBN diproyeksikan cukup konservatif di Rp6.900.

"Apabila trend penurunan suku bunga terjadi kita berharap ini akan lebih rendah. Tapi kita menjaga supaya tidak menimbulkan deviasi yang terlalu besar terhadap postur. Sehingga APBN dia menjadi cukup kuat sebagai jangkar stabilisasi," paparnya.

Sri Mulyani menekankan bahwa seluruh program prioritas Presiden sudah terakomodasi dalam APBN 2026, tanpa mengorbankan kredibilitas dan keberlanjutan fiskal. Hal ini menjawab kekhawatiran banyak pihak bahwa program-program besar akan membebani APBN.

"Kami melakukan secara hati-hati sehingga APBN tetap terjaga kredibel, sustainable, sehingga dia menjadi jangkar stabilitas namun mampu mendukung seluruh program-program pemerintah, terutama Presiden Prabowo," pungkasnya.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement