JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan hubungan bilateral antara Indonesia dan China memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, terutama di tengah tantangan global saat ini.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Luar Negeri, Bernardino M. Vega menyatakan bahwa Tiongkok merupakan salah satu mitra utama Indonesia dalam berbagai sektor, mulai dari perdagangan hingga investasi.
Dia menyoroti bahwa kerja sama yang kuat dengan China dapat menjadi motor penggerak ekonomi nasional di tengah dinamika kebijakan perdagangan internasional, termasuk isu tarif dari Amerika Serikat.
"Hari ini kita merayakan suatu perayaan yang cukup signifikan. Dan dari China ini suatu peran di dalam bukan hanya di perdagangan, tapi investasi juga," ujar Bernardino dikutip, Selasa (26 Agustus 2025).
Dia mengungkapkan bahwa investasi Tiongkok di sektor-sektor seperti digital, mineral, dan infrastruktur sangat potensial untuk mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Menurutnya, sinergi antara kedua negara tidak hanya membawa manfaat jangka pendek, tetapi juga membuka peluang pertumbuhan jangka panjang.
"Investasi di beberapa sektor, bukan cuma digital, mineral, infrastruktur dan sebagainya. Ini adalah suatu yang kita harapkan bisa melanjut dan bisa bertingkat, sehingga Indonesia juga bisa menikmati kemakmuran dari wilayah kita sendiri," lanjutnya.
Bernardino juga menyoroti besarnya minat investor global terhadap kawasan Asia Tenggara.
Dia menyebut bahwa pada tahun lalu, arus investasi terbesar ke kawasan ini berasal dari Amerika Serikat, disusul oleh Tiongkok. Dalam konteks tersebut, Indonesia memiliki posisi strategis sebagai jangkar utama ASEAN.
"Kalau kita lihat investasi di Asia Tenggara tahun lalu yang paling banyak dari Amerika Serikat, yang kedua dari Tiongkok. Jadi sebetulnya Asia Tenggara ini suatu wilayah yang sangat diminati, apalagi Indonesia yang menjadi jangkar dari ASEAN sendiri," pungkas Bernardino.
(Taufik Fajar)