BPS melaporkan total nilai ekspor Indonesia pada periode Januari hingga Juli 2025 mencapai USD160,16 miliar.
Pudji Ismartini mengatakan, nilai ekspor kumulatif hingga Juli 2025 ini naik 8,03 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Sepanjang Januari–Juli 2025 total nilai ekspor mencapai USD160,16 miliar atau naik 8,03 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Pudji.
Untuk nilai ekspor migas tercatat USD7,97 miliar atau turun sebesar 14,56 %. Sementara itu, nilai ekspor nonmigas tercatat naik 9,55 % senilai USD152,20 miliar.
Andil utama peningkatan nilai ekspor nonmigas secara kumulatif disumbang oleh sektor industri pengolahan dan pertanian.
BPS mencatat nilai impor sepanjang Januari hingga Juli 2025 sebesar USD136,51 miliar. Angka ini naik sebesar 3,41 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pudji Ismartini mengatakan, impor migas senilai USD18,38 miliar atau turun 14,79 %. Sementara itu, impor nonmigas senilai USD118,13 miliar mengalami kenaikan 6,97 %.
"Sepanjang Januari hingga Juli 2025, total nilai impor mencapai USD136,51 miliar atau naik 3,41 % dibanding periode yang sama pada tahun lalu," ujar Pudji.
Menurut Pudji, jika dilihat menurut penggunaannya, secara kumulatif peningkatan nilai impor terjadi pada bahan baku/penolong dan barang modal.
"Sebagai penyumbang peningkatan impor, nilai impor barang modal mencapai USD27,38 miliar atau naik 20,56 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan memberikan andil peningkatan sebesar 3,54 %," ungkap Pudji.
Sedangkan impor barang modal naik cukup besar yaitu mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya, serta kendaraan dan bagiannya.
Kemudian impor barang baku/penolong naik 0,15 % dengan kenaikan cukup besar pada logam mulia dan perhiasan/permata, kakao dan olahannya, dan berbagai produk kimia.
(Feby Novalius)