Ditemui usai rapat, Simon juga menjelaskan alasan lain di balik rencana penggabungan tiga anak usaha tersebut. Salah satunya adalah penurunan permintaan minyak, sementara kapasitas produksi meningkat akibat bertambahnya kilang baru. Hal ini menyebabkan margin keuntungan semakin menyusut karena persaingan pasar yang ketat.
“Permintaan menurun, sementara produksi meningkat karena banyak kilang-kilang baru. Dengan kondisi seperti ini, margin kilang menjadi semakin kecil,” jelasnya.
Simon mengatakan, margin yang semakin tergerus ini dikhawatirkan akan berdampak kurang baik pada bottom line (laba bersih) perusahaan.
“Memang ada kajian di kita untuk menggabungkan PIS, Patra Niaga, dan KPI,” ungkapnya.
“Dulu kan kita satu, antara hulu dan hilir. Lalu dilakukan sub-holding supaya bisa bergerak lebih hijau. Tapi sebagai organisasi yang terus berkembang, tentu kita harus menyesuaikan diri dengan dinamika situasi,” pungkasnya.