Kondisi tersebut berdampak pada pendapatan usaha yang tercatat sebesar USD 40,9 miliar atau setara Rp672 triliun, turun 6% dibandingkan Juli 2024 sebesar USD 43,52 miliar atau Rp716 triliun (dengan asumsi kurs: Rp16.460).
Namun demikian, dari sisi laba bersih atau Net Profit After Tax (NPAT), Pertamina tetap mampu mencatatkan kinerja positif sebesar USD 1,59 miliar, dengan EBITDA yang relatif stabil di kisaran USD 6,27 miliar, naik sedikit dari USD 6,10 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.