JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri buka suara soal usulan Kementerian ESDM yang meminta SPBU swasta membeli BBM ke Pertamina jika mengalami kelangkaan bahan bakar.
Menurut Simon, rencana tersebut masih dalam tahap pembicaraan antara Kementerian ESDM dan para operator SPBU swasta yang belakangan mengeluhkan soal kelangkaan BBM di sejumlah SPBU.
"Kemarin masih dalam tahap pembicaraan bersama Kementerian ESDM, berkomunikasi antara badan usaha SPBU swasta dengan Pertamina," ujarnya saat ditemui di Kompleks DPR RI usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI, Kamis (11/9/2025).
Dari sisi ketersediaan stok, Simon memastikan bahwa stok BBM Pertamina cukup hingga akhir tahun. Namun, ia enggan menjawab apakah hal ini akan memengaruhi pasokan BBM subsidi jika Pertamina juga memasok ke SPBU swasta.
"Itu masih dalam tahap pembicaraan dengan tim. Stok Pertamina masih cukup tentu sampai akhir tahun. Nanti lanjut pembicaraan lagi," tambahnya.
Simon juga membantah adanya dugaan bahwa kelangkaan BBM di SPBU swasta terjadi karena pasokan impor BBM ke pihak swasta dibatasi oleh pemerintah.
"Tentang Pertamina meminjam tangan ESDM untuk tidak memberikan alokasi kuota BBM ke SPBU swasta, saya sampaikan di sini, itu tidak benar. Itu tidak ada sama sekali," tegas Simon di hadapan anggota Komisi VI DPR RI saat RDP.
Dalam rapat tersebut, Anggota Komisi VI Mufti Anam menyebut bahwa kelangkaan BBM di SPBU swasta disebabkan karena Kementerian ESDM dan PT Pertamina menghambat impor BBM oleh SPBU swasta.
"Katanya kelangkaan BBM di swasta ini sengaja dilakukan oleh Pertamina karena Pertamina tidak rela harga dirinya hancur. Kenapa? Karena ketika orang isi BBM, lebih memilih di SPBU swasta daripada di SPBU Pertamina," kata Mufti Anam dalam rapat.
"Nah, pertanyaan kami: betul tidak, Pak? Katanya Pertamina meminjam tangan Kementerian ESDM untuk menghambat importasi terhadap SPBU swasta. Kalau benar, kami ikut kecewa, Pak," lanjutnya.