Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Punya 6 Ribu Kantor dan 20 Juta Nasabah, BPR-BPRS Siap Bantu Purbaya Salurkan Rp200 Triliun ke UMKM

Feby Novalius , Jurnalis-Senin, 06 Oktober 2025 |11:59 WIB
Punya 6 Ribu Kantor dan 20 Juta Nasabah, BPR-BPRS Siap Bantu Purbaya Salurkan Rp200 Triliun ke UMKM
BPR-BPRS memiliki peran strategis sebagai jembatan akses pembiayaan bagi masyarakat kecil. (Foto: Okezone.com/Perbarindo)
A
A
A

JAKARTA – Industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) menyatakan kesiapan untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penyaluran pembiayaan Rp200 triliun dalam memperkuat sektor UMKM dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Komitmen ini disampaikan setelah Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo).

Ketua Umum Perbarindo Tedy Alamsyah menjelaskan, BPR-BPRS memiliki peran strategis sebagai jembatan akses pembiayaan bagi masyarakat kecil.

“Dengan jaringan 6.676 kantor dan lebih dari 20 juta rekening nasabah, BPR-BPRS mampu menjangkau segmen masyarakat yang belum terlayani bank umum, sehingga keterlibatan BPR-BPRS akan membuat program pembiayaan pemerintah lebih tepat sasaran dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sepanjang periode Juni 2023 – Juni 2024, industri BPR-BPRS mencatat pertumbuhan signifikan.
Kredit naik 7,17% menjadi Rp162,57 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,01% menjadi Rp154,63 triliun.

Tabungan naik 7,29%, deposito meningkat 6,90% dan jumlah rekening nasabah mencapai 20,03 juta, tumbuh 3,30%.

Kenaikan rata-rata tabungan dan deposito menunjukkan kepercayaan masyarakat yang terus meningkat. Meski jumlah BPR-BPRS turun menjadi 1.557 unit akibat konsolidasi, kapasitas pembiayaan tetap tumbuh dan jangkauan layanan tetap luas.

Dalam Rakernas Perbarindo 2025, dirumuskan tujuh agenda prioritas industri, yakni peningkatan kompetensi SDM, percepatan digitalisasi melalui core banking system, penyesuaian kebijakan CKPN, perluasan akses data, stabilisasi modal inti minimum, mengkaji kembali penerapan SAK EP bagi industri BPR/BPRS, dan penurunan rasio CAR secara bertahap untuk memperkuat ekspansi pembiayaan. Perbarindo juga berupaya menggali positioning BPR-BPRS terkait beberapa regulasi yang memengaruhi kondisi bisnis BPR-BPRS hari ini.

Perbarindo menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, perbankan nasional, dan BPR-BPRS akan menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas, mulai dari pemberdayaan UMKM hingga penguatan ekonomi daerah.

“Kami siap menjadi mitra strategis dalam mendorong pembiayaan inklusif, memperluas akses keuangan, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi,” ujar Tedy.

 

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengalirkan likuiditas ke sistem perbankan dengan menarik uang pemerintah, seperti Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA), dari rekening di Bank Indonesia (BI).

Dari total sekitar Rp425 triliun, Rp200 triliun akan diguyur ke perbankan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Rencana ini juga telah disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Jadi tugas saya di sini adalah menghidupkan kedua mesin tadi, mesin moneter dan mesin fiskal. Nanti saya mohon restu dari parlemen untuk saya menjalankan tugas itu. Langkah pertama sudah kami jalankan. Saya sudah lapor ke presiden, Pak, saya akan taruh uang ke sistem perekonomian. Berapa?," kata Purbaya.

"Saya sekarang punya Rp425 triliun di BI cash. Besok saya taruh (ke sistem) Rp200 triliun," imbuhnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement