JAKARTA – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pada hari ini. Purbaya ingin memonitor langsung penyaluran dana penempatan pemerintah yang disalurkan melalui perbankan.
Dalam sidak tersebut, Purbaya didampingi Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir. Keduanya tiba di Mandiri Club saat jajaran direksi Bank Mandiri sedang menggelar rapat internal.
Purbaya mengungkapkan, Bank Mandiri terlihat lebih siap menyambut sidak mendadak dibandingkan bank lain yang pernah dikunjungi sebelumnya.
“Biasa kita semacam kasih sidak dadakan. Mereka nggak tahu, baru tahu tadi pagi kali pas saya mau masuk. Tapi diskusinya menarik sih dengan Bank Mandiri. Mereka lebih siap dibanding BNI, mungkin karena udah denger-denger cari bocoran terus kan. Jadi bagus sih,” ujar Purbaya, dikutip dari akun TikTok resminya @purbayayudhis.
Dari hasil kunjungan itu, Purbaya mencatat bahwa Bank Mandiri telah menyalurkan 60–70% dari dana pemerintah sebesar Rp55 triliun yang merupakan bagian dari total Rp200 triliun yang digelontorkan ke perbankan.
“Saya monitor, dari uang yang kita kasih ke mereka, 60–70 persen udah keserap, udah disalurkan. Mungkin mereka minta lagi kalau bisa ada tambahan yang bisa disalurkan ke sektor lain, mungkin ke properti dan otomotif,” ujar dia.
Purbaya juga menyoroti pertumbuhan penyaluran kredit Bank Mandiri yang menunjukkan tren positif.
"Jadi kalau saya lihat, kreditnya juga tumbuh dari 8 persen, sekarang sudah hampir 11 persen, data terakhir, belum penuh satu bulan kan. Jadi positif, sinyal positif. Artinya kira-kira stimulus saya akan jalan di ekonomi," jelasnya.
Menkeu bahkan menyebut Mandiri kemungkinan akan meminta dana tambahan lagi agar penyaluran kredit ke sektor properti dan otomotif dapat diakselerasi, sehingga pertumbuhan kreditnya dapat mencapai 11 persen.
Klaim Menkeu Purbaya ini sejalan dengan data yang sebelumnya diumumkan Bank Mandiri. Hingga akhir September 2025, Bank Mandiri secara resmi melaporkan telah menyalurkan Rp34,5 triliun atau setara 63 persen dari total dana Rp55 triliun tersebut.
Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini, menyatakan bahwa tambahan likuiditas ini menjadi katalis penting dalam memperluas fungsi intermediasi perseroan, terutama dengan prioritas pada sektor padat karya dan UMKM.
“Bank Mandiri optimistis dapat menyerap penempatan dana ini secara optimal hingga 100 persen pada akhir tahun ini dengan prioritas pada sektor dan industri padat karya serta UMKM yang terbukti mampu menjadi penopang kehidupan ekonomi keluarga di berbagai wilayah Indonesia,” jelas Novita dalam keterangan resminya, Senin (6/10).
(Feby Novalius)