5 Fakta BBM Dicampur Etanol 10% hingga Bahlil Pasang Badan (Foto: Setpres)
3. Bahlil Pasang Badan soal Etanol
Bahlil Lahadalia mengatakan, kandungan etanol dalam BBM merupakan hal yang lazim di berbagai negara. Bahkan Brasil, dia sebut sudah mampu mencapai campuran 100% menggunakan etanol.
Bahlil menjelaskan, penggunaan etanol dalam campuran BBM merupakan upaya dalam mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan dari pembakaran BBM pada kendaraan. Semakin tinggi kandungan etanol, maka emisi gas buang dianggap lebih rendah dibandingkan BBM murni.
"Di dunia sekarang, ini lagi ramai di sosmed sekarang, menyangkut dengan E27, E30, E85, itu adalah bensin yang dicampur atau di-blending dengan etanol. Brasil, itu adalah negara yang mencampur bensinnya dengan etanol 27% mandatori. Tetapi di beberapa provinsi mereka, yang produksi etanolnya bagus, itu sampai sudah ada E100," ujar Bahlil di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Selain Brasil, Bahlil memaparkan beberapa negara lain yang sudah mencampur etanol dalam kandungan BBM. Seperti Amerika Serikat yang mencampur etanol 10% hingga 85% di beberapa bagian negara tersebut.
India telah mencampur kandungan etanol di BBM sekitar 20% alias E20, Thailand menerapkan bioetanol untuk E20 sampai E85, Argentina mencampur etanol 12% untuk produk BBM. Sementara itu, Jerman, Vietnam, Filipina, Perancis, dan China masing-masing telah mencampurkan kandungan etanol 10% untuk produk BBM.
"Ini kebijakan yang dilakukan untuk apa? Yang pertama adalah memanfaatkan hasil sumber daya alam mereka untuk mengurangi impor. Yang kedua adalah untuk melahirkan energi yang bersih," sambungnya.
Sedangkan untuk Indonesia sendiri, Bahlil mengatakan akan didorong mandatori untuk menggunakan E10 alias mencampur kandungan etanol 10% untuk setiap produk BBM. Tujuannya untuk menekan angka impor BBM yang selama ini menjadi momok bagi APBN.
Pada kesempatan itu, Bahlil juga membantah bahwa produk BBM dengan kandungan etanol kurang bagus digunakan untuk mesin kendaraan. Sebab beberapa negara yang disebut telah berhasil menggunakan etanol sebagai bahan bakar.
"Jadi sangatlah tidak benar kalau dibilang etanol itu tidak bagus. Buktinya di negara-negara lain sudah pakai barang ini. Mungkin yang tidak bagus itu yang mau impor, mau-mau mereka (importir) saja. Itu yang mereka anggap tidak bagus," pungkas Bahlil.
4. Sikap Dirut Pertamina
Terkait rencana mandatori kandungan etanol 10% dalam campuran BBM, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyampaikan siap untuk menjalankan program tersebut.
“Disampaikan Pak Menteri adalah mendorong ekosistem biofuel, kita sudah dengan B40, dan nanti dengan tahun depan, Pak Menteri sampaikan E10,” kata Simon.
Simon menyampaikan bahwa Pertamina mengambil langkah yang selaras dengan program pemerintah, utamanya untuk menjamin ketahanan energi nasional.
“Saat ini kami Pertamina sudah ada produk E5, yaitu Pertamax Green 95, jadi artinya itu 5 persennya adalah etanol,” ujar Simon.