Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ternyata Segini Utang Kereta Whoosh yang Bikin Menkeu Purbaya Ogah Lunasi Pakai APBN

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Selasa, 14 Oktober 2025 |10:36 WIB
Ternyata Segini Utang Kereta Whoosh yang Bikin Menkeu Purbaya Ogah Lunasi Pakai APBN
Ternyata Segini Utang Kereta Whoosh yang Bikin Menkeu Purbaya Ogah Lunasi Pakai APBN (Foto: KCIC)
A
A
A

JAKARTA - Ternyata segini utang kereta Whoosh yang bikin Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa ogah lunasi pakai APBN. Purbaya menolak opsi membayar utang kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh pakai APBN yang diusulkan oleh Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria.

Dony menyodorkan skema tawaran kepada pemerintah untuk menyelesaikan utang proyek Kereta Cepat Whoosh. Salah satunya, meminta pemerintah menambah penyertaan modal kepada PT KAI (Persero) selaku pemimpin konsorsium kereta cepat, dan sebagai gantinya pemerintah mengambil alih infrastruktur proyek tersebut.

Purbaya menyerahkan masalah utang proyek kereta cepat Whoosh kepada BPI Danantara. Menurutnya, Danantara seharusnya mampu mengelola utang Kereta Cepat Whoosh secara mandiri, memanfaatkan dari keuntungan yang dihasilkan. Sebab, Danantara memeroleh dividen dari BUMN, semestinya bisa menangani masalah utang tersebut tanpa melibatkan APBN. 

"Yang jelas sekarang saya belum dihubungi tentang masalah itu, tapi kalau ini kan KCIC di bawah Danantara kan, ya? Kalau di bawah Danantara, kan mereka sudah punya manajemen sendiri, udah punya dividen sendiri, yang rata-rata setahun bisa dapat Rp80 triliun atau lebih," ujar Purbaya di Jakarta, Jumat 10 Oktober 2025.

"Kalau pakai APBN agak lucu. Karena untungnya ke dia (Danantara), susahnya ke kita. Harusnya kalau diambil (dividen BUMN), ambil semua gitu (termasuk beban utang BUMN)," tegas Purbaya.

Purbaya mengatakan, utang kereta cepat Whoosh harus dikelola oleh Danantara agar terjadi pemisahan yang jelas antara tanggung jawab swasta dan pemerintah.

"Harusnya mereka manage (mengelola utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung) dari situ. Jangan kita lagi. Karena kan kalau enggak, ya semuanya kita lagi, termasuk dividennya. Jadi ini kan mau dipisahin swasta sama government (pemerintah)," imbuhnya.

Lalu sebenarnya berapa utang Whoosh ini?

 

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh merupakan proyek strategis nasional yang digarap sejak 2016 dan resmi beroperasi pada Oktober 2023.

Nilai investasi proyek ini mencapai USD7,27 miliar atau setara Rp118,37 triliun dengan kurs Rp16.283 per USD. Angka ini sudah termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar USD1,2 miliar.

Dari total investasi tersebut, sekitar 75% dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB).

Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh digarap di bawah pengelolaan konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Sebanyak 60% konsorsium itu dipegang oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan sisanya dimiliki konsorsium China Railway yang terdiri dari lima perusahaan.

PSBI terdiri dari PT Kereta Api Indonesia yang menguasai saham mayoritas sebesar 58,5%, disusul PT Wijaya Karya 33,4%, PT Jasa Marga 7,1%, dan PT Perkebunan Nusantara VIII sebesar 1,03%.

Pada 2024, PSBI mencatat kerugian sekitar Rp4,2 triliun dan hingga saat ini masih terus berlanjut.

Per semester I-2025, kerugian itu tercatat senilai Rp1,63 triliun. Adapun nilai rugi bersih PSBI yang dikontribusikan ke KAI mencapai Rp951,5 miliar per Juni 2025.

Selain beban utang, ada bunga utang yang harus diselesaikan. Dalam hitungan, besaran sekitar USD120,9 juta atau hampir Rp2 triliun per tahun.

Angka itu berdasarkan bunga tahunan untuk utang pokok sebesar USD6,02 miliar sebesar 2% dan bunga untuk pembengkakan biaya (cost overrun) mencapai 3,4% per tahun.
 

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement