JAKARTA - Manajemen SPBU Pertamina 54.601.91, Jalan Rajawali, Surabaya, Jawa Timur angkat bicara soal viralnya inspeksi mendadak (sidak) oleh Wakil Wali Kota Surabaya Armuji yang diduga menemukan BBM jenis Pertalite yang sudah terkontaminasi cairan lain.
Sebelumnya, Armuji melakukan sidak ke SPBU Pertamina Jalan Rajawali atas laporan sejumlah pengemudi ojek online (ojol) yang sepeda motornya brebet hingga mogok setelah mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU tersebut.
Dalam sidak, Armuji sempat menunjukkan sebuah botol plastik berisi Pertalite yang diperolehnya dari seorang pengendara yang sedang mengantre untuk mengisi BBM. Di dalam botol tersebut, tampak dua zat cair yang terpisah dengan warna berbeda, yaitu cairan berwarna hijau yang merupakan diduga merupakan BBM Pertalite dan cairan berwarna putih yang tidak teridentifikasi.
Menurut Supervisor SPBU Jalan Rajawali Surabaya Budi Susetyo setelah memeriksa kamera pengawas (CCTV) selama seharian, ia tidak menemukan pengendara sepeda motor yang membawa botol yang diduga berisi BBM Pertalite yang sudah terkontaminasi tersebut, melakukan pengisian BBM Pertalite di SPBU Rajawali.
"Seperti yang ada di CCTV kami terlihat bahwa memang botol diduga berisi Pertalite itu dari luar. Jadi ditaruh di tas kresek, dikeluarkan. Setelah menyerahkan itu sempat saya tanya memang sebenarnya, 'itu beli di mana? Beli di mana?' Enggak dijawab," ujar Budi saat ditemui awak media dikutip, Sabtu (1/11/2025).
Budi menungkapkan pengendara tersebut pun urung mengisi BBM di sana dan langsung melarikan diri usai menunjukkan botol yang diduga berisi Pertalite tersebut kepada Armuji.
“Terus setelah orangnya nunjukin botol itu ke Cak Ji sapaan akrab Armuji botolnya diambil lagi, terus orangnya langsung kabur, enggak jadi isi bensin di sini. Jadi, kita enggak tahu siapa itu dan BBM-nya memang bukan dari sini," tegasnya.
Budi menduga terdapat dua cairan berbeda yang berada di dalam botol bekas air minum dalam kemasan tersebut.
Menurutnya, cairan tersebut secara sengaja direkayasa dan dibuat-buat.
"Dari visualnya kan airnya bening banget, jadi kayak dibuat-buat begitu, dibikin air lalu dikasih Pertalite,” tambahnya.
Menurut dia, apabila dilihat dengan mata telanjang, cairan tersebut bukanlah etanol sebagaimana yang kerap ditudingkan. Pasalnya, etanol memiliki karakteristik warna putih keruh dan kental, tidak bening seperti air.
“Kalau biasanya yang diprakirakan ada bahan campuran seperti etanol itu kan nanti yang tahu laboratorium, tapi bentuknya putih keruh dan kental,” katanya.
Dia juga menegaskan bahwa manajemen telah membayarkan uang ganti rugi kepada dua pengemudi ojol yang sepeda motornya mogok dan brebet setelah melakukan pengisian BBM Pertalite di SPBU tersebut. “Kemarin setelah saya data, terus saya verifikasi untuk dilaporkan ke Pertamina, ada dua orang yang komplain, tapi dua duanya sudah diganti,” bebernya Budi pun mengimbau kepada segenap pengendara kendaraan bermotor untuk senantiasa meminta nota pembayaran usai melakukan pengisian BBM. Supaya dapat mengajukan keluhan di SPBU pengisian terakhir apabila sepeda motor bermasalah.
"Harus ada nota pembayarannya itu untuk bisa mengajukan komplain di SPBU pengisian terakhir kalau memang motornya mogok atau brebet setelah diisi Pertalite,” tutur dia.
SPBU Pertamina 54.601.91 Rajawali Surabaya juga telah bekerja sama dengan empat bengkel sebagai bentuk kompensasi terhadap konsumen yang kendaraannya brebet hingga mogok.
“Jadi setelah nota dikirim, nanti kami kasih surat rujukan ke bengkel yang sudah kami kerja sama sebagai kompensasi perbaikan kalau motor yang mogok atau brebet setelah diisi di sini,” jelasnya.
Budi juga menyebut bahwa hari ini aparat dari Polrestabes Surabaya telah melakukan pengecekan terhadap tangki pendam dan tiap nozzle dispenser bahan bakar yang ada. Hasilnya, seluruh BBM dinyatakan aman untuk dipakai.
"Tadi dari Polrestabes juga ke sini untuk cek tangki pendam dan dispenser, dan didapati semua BBM di sini aman,” ungkapnya.
Sedangkan itu, Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra enggan berkomentar lebih jauh mengenai temuan Wawali Surabaya Armuji mengenai Pertalite yang diduga terkontaminasi dengan cairan lain.
"Apabila yang terkait dengan temuan Pak Wakil Wali Kota Armuji, saya tidak bisa komentar," kata Mars Ega saat konferensi pers di SPBU Jalan Jemursari, Surabaya dikutip (1/11/2025).
Ega menjelaskan pihaknya belum mengetahui secara detail mengenai cairan dalam botol tersebut apakah merupakan BBM jenis Pertalite ataupun cairan lain.
"Karena kami belum mengetahui sebetulnya produknya sendiri yang disampaikan itu seperti apa dan berasal dari mana begitu, terima kasih," jelasnya.
Ega menuturkan perbedaan warna tidak menjadi standar spesifikasi dari bahan bakar. Menurutnya, kualitas dari BBM dapat dilihat tingkat kejernihannya.
"Warna BBM itu tidak menjadi standar spesifikasi. Ada warnanya seperti Pertalite hijau, hanya untuk membedakan saja, tapi justru yang penting clear and bright-nya itu, kejernihannya," jelas dia
Ega menambahkan warna bahan bakar hanya untuk membedakan jenisnya saja.
"Maka itu, kami memeriksa kualitas BBM berdasarkan tingkat kejernihannya," pungkasnya.
(Taufik Fajar)