JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) menghadirkan kereta khusus untuk petani dan pedagang. Kereta ini dirancang dengan ruang lebih luas, pintu lebih lebar, dan akses lebih mudah untuk membawa hasil panen dan dagangan.
KAI Commuter bersama KAI menghadirkan inovasi layanan transportasi yang mendukung pergerakan roda ekonomi masyarakat. Salah satu terobosan terbaru adalah pengembangan Kereta Penumpang Kelas Ekonomi (K3) Khusus Petani-Pedagang.
"Layanan kereta petani dan pedagang ini merupakan inovasi transportasi yang dekat dengan kebutuhan nyata masyarakat, sekaligus terobosan terbaru dari KAI Group," ungkap VP Corporate Secretary KAI Commuter, Karina Amanda, Senin (3/11/2025).
Hadirnya kereta ini menjadi bukti nyata komitmen KAI Group dalam memperluas akses transportasi publik yang inklusif, sekaligus mendukung roda perekonomian masyarakat sesuai nilai-nilai Asta Cita.

Di tahap awal, layanan inovatif ini direncanakan akan diimplementasikan pada layanan perjalanan Commuter Line Merak dengan relasi Stasiun Merak–Stasiun Rangkasbitung atau sebaliknya. Sarana kereta ini nantinya akan disatukan dalam rangkaian Commuter Line tersebut.
Sarana kereta khusus petani dan pedagang ini dirancang dengan desain yang mendukung aktivitas mereka, seperti tempat duduk sejajar dengan dinding kereta di sisi kiri dan kanan sehingga memungkinkan menempatkan barang bawaan atau dagangan di depan pengguna dengan aman. "Pintu kereta pun didesain lebih lebar untuk memudahkan keluar masuknya barang bawaan, dan yang pasti sarana ini sudah sesuai dengan standar pelayanan minimum yang berlaku," ungkapnya.

Layanan ini akan tersedia pada 14 perjalanan Commuter Line Merak per hari, melayani masyarakat, khususnya para petani dan pedagang di wilayah Banten untuk menjajakan hasil tani dan dagangannya di Serang, Lebak, Pandeglang, dan sekitarnya.
Karina menegaskan bahwa perjalanan Commuter Line Merak hanya sampai Stasiun Rangkasbitung dengan satu kelas, yakni kelas K3 atau layanan kelas ekonomi yang disubsidi oleh pemerintah.
“Kereta khusus ini memiliki jumlah tempat duduk sebanyak 73 bangku, dan akan beroperasi dengan total 14 kali perjalanan dari Stasiun Merak menuju Stasiun Rangkasbitung atau sebaliknya,” tambah Karina.
Dengan pemberhentian di seluruh stasiun pada lintas tersebut, diharapkan layanan ini menjadi solusi transportasi yang tepat bagi petani dan pedagang, membentuk rantai pasok yang lebih kuat, serta membuka peluang usaha dan aktivitas ekonomi daerah yang semakin berkembang.
Commuter Line Rangkasbitung – Tanah Abang sebagai Transportasi Lanjutan
Petani dan pedagang yang ingin melanjutkan perjalanan dari Rangkasbitung menuju Jakarta dan sekitarnya dapat menggunakan Commuter Line Rangkasbitung – Tanah Abang di Stasiun Rangkasbitung. Terkait kelanjutan perjalanan ini, KAI Commuter memberlakukan ketentuan khusus.

Para petani atau pedagang yang membawa barang bawaan harus mematuhi aturan yang berlaku di Commuter Line Jabodetabek. Pembatasan barang bawaan besar (dagangan) hanya diperbolehkan pada keberangkatan Commuter Line Jabodetabek pertama dari Stasiun Rangkasbitung menuju kota Jakarta atau sekitarnya.
Lebih lanjut, Karina menjelaskan, KAI Commuter terus fokus pada persiapan, termasuk kebutuhan teknis sarana dan penyusunan regulasi bersama regulator. KAI Commuter dan KAI terus berkoordinasi dengan DJKA Kementerian Perhubungan untuk memastikan aspek keselamatan, operasional, dan regulasi layanan kereta khusus ini sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG).
“Kami terus berkoordinasi dengan DJKA untuk memastikan semua aspek, baik fasilitas layanan, teknis maupun regulasi, siap sehingga layanan ini benar-benar bisa menjadi solusi nyata bagi masyarakat,” pungkas Karina.
(Feby Novalius)