JAKARTA – Indonesia memiliki kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Berdasarkan data International Data Center Authority (IDCA), Indonesia menyumbang sekitar 40 persen dari nilai ekonomi digital kawasan ASEAN, dengan proyeksi Gross Merchandise Value (GMV) mencapai USD360 miliar atau setara Rp6.025 triliun (kurs Rp16.737 per USD) pada 2030.
Pertumbuhan yang cepat ini menunjukkan potensi besar Indonesia untuk menjadi pasar digital terbesar di kawasan, sekaligus pendorong utama transformasi ekonomi berbasis teknologi.
Melihat momentum tersebut, sejumlah pelaku industri teknologi di Tanah Air mulai memperkuat fondasi transformasi digital. Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya mempercepat efisiensi proses bisnis sekaligus meningkatkan daya saing nasional di tengah percepatan adopsi teknologi berbasis data dan sistem terintegrasi.
Penerapan sistem manajemen digital seperti Enterprise Resource Planning (ERP) dan pemanfaatan data secara real-time kini dinilai sebagai elemen kunci dalam mewujudkan tata kelola yang transparan dan responsif. Pendekatan ini memungkinkan pengambilan keputusan lebih cepat serta mendukung integrasi lintas divisi dalam sebuah organisasi.
“Langkah ini mempertegas komitmen dalam membangun infrastruktur digital yang berkelanjutan dan adaptif. Dengan fondasi sistem yang kuat, kami siap mendukung pertumbuhan bisnis pelanggan secara konsisten dan efisien,” ujar Deputy Managing Director dan Group CTO Global Infotech Solution, Andre Wihardjo, Rabu (12/11/2025).
Transformasi digital di tingkat korporasi juga diharapkan dapat memberikan efek berantai terhadap ekosistem ekonomi nasional, terutama dalam menciptakan efisiensi, memperluas kolaborasi, dan meningkatkan produktivitas.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang beralih ke sistem digital terintegrasi, Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk memperkuat posisinya sebagai pusat pertumbuhan teknologi di kawasan Asia Tenggara.
(Feby Novalius)