Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

3 Juta Rumah, SMF Salurkan Rp14,53 Triliun untuk Pembiayaan Perumahan

Feby Novalius , Jurnalis-Sabtu, 15 November 2025 |17:05 WIB
3 Juta Rumah, SMF Salurkan Rp14,53 Triliun untuk Pembiayaan Perumahan
SMF telah menyalurkan pendanaan kepada lembaga penyalur pembiayaan perumahan sebesar Rp14,53 triliun. (Foto :Okezone.com/SMF)
A
A
A

JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah menyalurkan pendanaan kepada lembaga penyalur pembiayaan perumahan sebesar Rp14,53 triliun, baik melalui skema sekuritisasi maupun pembiayaan. Adapun total pendanaan yang diterima SMF mencapai Rp10 triliun per September 2025.

Dalam mendorong program 3 juta rumah, SMF berpartisipasi secara aktif di dalam dua produk. Pertama, penyaluran porsi 25% FLPP dan juga KPR Mikro Perumahan yang saat ini dinamakan Griya Tunas. 

Sejak 2018 hingga Triwulan III 2025, SMF telah menyalurkan porsi 25% pendanaan KPR FLPP mencapai Rp29,92 triliun, setara dengan 797.120 unit rumah. Penyaluran ini merupakan hasil leveraging sebesar 1,6 kali dari PMN yang diterima SMF, melalui penerbitan surat utang senilai Rp17,94 triliun, selaras dengan mandat SMF sebagai alat fiskal pemerintah dalam mendukung percepatan pengentasan backlog perumahan.

Dalam menjalankan mandat sebagai fiscal tools, SMF sebagai special mission vehicle pemerintah terus memperluas inisiatif untuk memperkuat akses pembiayaan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat. Upaya ini dilakukan tidak hanya melalui KPR FLPP, tetapi juga melalui pengembangan produk pembiayaan mikro perumahan yang menyasar masyarakat berpenghasilan tidak tetap atau pekerja sektor informal. Skema ini membantu masyarakat melakukan renovasi atau perbaikan hunian agar lebih layak huni dan dapat dijadikan sebagai tempat usaha, sekaligus membuka akses ke pembiayaan yang aman dan terjangkau.

Pada 1 Juni 2025, program mikro perumahan (Griya Tunas) menjadi salah satu capaian program 3 juta rumah. Griya Tunas diharapkan menjadi salah satu solusi backlog kelayakan hunian yang berdasarkan data Susenas BPS 2024 berjumlah 25,3 juta. Sepanjang tahun 2025, SMF bersama lembaga keuangan telah menyalurkan pembiayaan mikro perumahan atau yang disebut dengan Griya Tunas sebanyak 36.545 rumah dari target yang diberikan pemerintah sebesar 50.000 rumah yang mendapatkan akses pembiayaan renovasi hunian.

“Pada segmen ini, kami menyasar pengusaha ultra mikro, terutama yang menjalankan usaha dari rumah. Melalui Griya Tunas, mereka dapat meningkatkan kualitas tempat tinggal sekaligus mendukung produktivitas usahanya dengan pembiayaan yang lebih aman, cepat, dan tidak membebani,” ujar Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, Sabtu (15/11/2025).

Dari sisi kinerja, SMF mencatatkan pertumbuhan aset menjadi Rp53,66 triliun per Triwulan III 2025, meningkat 6,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih juga tumbuh positif menjadi Rp432 miliar, naik 3% dibandingkan September 2024. Pertumbuhan ini mencerminkan ketahanan bisnis SMF di tengah tantangan ekonomi yang tumbuh berkelanjutan.

 

SMF juga mengambil peran strategis dalam mendukung kebijakan moneter nasional. Penetapan Surat Utang SMF sebagai underlying transaksi REPO Bank Indonesia pertama menunjukkan pengakuan otoritas moneter atas kualitas aset SMF dan perannya dalam menjaga likuiditas sistem keuangan. Ketersediaan instrumen REPO berbasis surat utang SMF memberikan opsi likuiditas yang lebih luas bagi perbankan, sehingga memperkuat fungsi intermediasi yang pada akhirnya mendorong penyaluran pembiayaan perumahan.

Surat Utang SMF menjadi surat utang pertama yang dinyatakan eligible sebagai underlying transaksi REPO Bank Indonesia berdasarkan outstanding yang besar, kepemilikan oleh perbankan, credit rating idAAA, status entitas, serta likuiditas di pasar.

“Dengan masuknya obligasi SMF dalam daftar underlying REPO Bank Indonesia, perbankan kini memiliki sarana tambahan untuk mengelola likuiditasnya di pasar uang. Hal ini memperkuat stabilitas sistem keuangan dan pada akhirnya mendorong pembiayaan sektor perumahan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” jelas Ananta.

Ananta Wiyogo juga menjelaskan bahwa sinergi kebijakan fiskal melalui penyaluran pembiayaan, serta dukungan moneter melalui instrumen REPO BI, menciptakan ekosistem pembiayaan perumahan yang lebih stabil, berkelanjutan, dan inklusif. Langkah ini diharapkan mempercepat pencapaian target Program Pemerintah 3 Juta Rumah, sekaligus menekan angka backlog yang hingga kini masih mencapai 9,87 juta rumah tangga.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement