Industri kosmetik nasional pun mencatatkan kinerja positif. Sepanjang tahun 2025, pendapatan pasar kosmetik Indonesia mencapai sekitar Rp35,6 triliun dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,73% per tahun. Segmen personal care, skincare, dan makeup menjadi kontributor dominan seiring meningkatnya kebutuhan perawatan diri dan kesadaran konsumen terhadap kualitas produk.
Pertumbuhan pesat tersebut juga tidak terlepas dari peran para entrepreneur muda yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi dan pengembangan bisnis. Menko Airlangga mengapresiasi dinamika ini karena turut mendorong lahirnya berbagai start-up baru yang memperkuat ekosistem industri kecantikan.
Kemudian, generasi muda juga memainkan peran strategis sebagai penggerak tren, pencipta konten, sekaligus pengawas informal di ruang digital. Dalam ekosistem seperti ini, kualitas dan keamanan produk menjadi faktor krusial yang harus dijaga pelaku usaha karena pengalaman negatif dapat dengan cepat menyebar dan memengaruhi reputasi brand.
Airlangga juga mengungkapkan bahwa Pemerintah bersama Badan Pusat Statistik (BPS) telah menyiapkan langkah strategis untuk memperbaiki pencatatan data industri kecantikan. Salah satunya melalui pemecahan Harmonized System (HS) Number atau International Standard Industrial Classification (ISIC) khusus bagi produk inovasi dalam negeri yang masih melakukan contract manufacturing di luar negeri.
“Dan kebijakan ini akan mulai berlaku tahun depan. Jadi nanti Mbak Putri juga bisa monitor dari pameran di sini, berapa banyak inovasi dalam negeri yang contract manufacturing-nya luar negeri dan termonitor, baik Korea ataupun China, menjadi salah satu source yang luar biasa sebelum full diproduksi di dalam negeri,” ujar Airlangga.
(Dani Jumadil Akhir)