Dalam konteks tersebut, Dany menekankan pentingnya konektivitas antara dunia industri dan akademisi. Kampus diharapkan tidak hanya menjadi pusat pembelajaran, tetapi juga pusat inovasi yang mampu melahirkan riset aplikatif, laboratorium industri, dan sumber daya manusia yang selaras dengan kebutuhan pasar kerja masa depan.
Pandangan tersebut sejalan dengan pernyataan Menteri Koperasi Ferry Joko Juliantono yang hadir dalam kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi harus berjalan seiring dengan prinsip kedaulatan ekonomi.
Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam harus dikuasai dan dibiayai oleh negara, serta dimanfaatkan untuk membangun industri nasional yang kuat dan mandiri.
“Presiden menekankan bahwa hilirisasi tidak boleh dilepaskan dari penguasaan sumber daya alam oleh negara. Industri harus dibangun sendiri, dibiayai sendiri, dan di sinilah koperasi memiliki peran strategis sebagai mitra pembangunan ekonomi nasional,” ujar Ferry.
Sementara itu, Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengingatkan bahwa keberhasilan hilirisasi sumber daya alam harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ia menilai pendidikan menjadi faktor krusial yang tidak boleh diabaikan dalam upaya Indonesia naik kelas.