JAKARTA - Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Berdasarkan laporan World Population Review, konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia pada 2022 tercatat sebesar 17,76 liter per kapita per tahun.
Angka tersebut berada di bawah negara-negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia yang telah mencapai 42,49 liter per kapita per tahun, Singapura 46,1 liter per kapita per tahun, dan Vietnam 37,21 liter per kapita per tahun. Namun rupanya sebagian besar kebutuhan susu nasional masih bergantung pada pasokan impor.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin, Merrijantij Punguan Pintaria mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sekitar 80% kebutuhan bahan baku susu untuk industri pengolahan di dalam negeri masih dipenuhi dari luar negeri.
Dia menjelaskan, industri pengolahan susu nasional saat ini membutuhkan bahan baku sekitar 5,06 juta ton setara susu segar. Tapi, kemampuan produksi dalam negeri belum mencukupi kebutuhan tersebut sehingga ketergantungan terhadap impor masih sangat tinggi.
"Saat ini, industri pengelolaan susu di Indonesia membutuhkan bahan baku sebesar 5,06 juta ton setara susu segar, di mana 80 persen kebutuhan tersebut masih dipenuhi dari impor,"lanjut Merrijantij dalam acara perayaan 50 tahun kemitraan Nestle Indonesia dengan peternak sapi perah yang berlangsung di Jakarta, Senin (15/12/2025).
Untuk meningkatkan kontribusi peternak sapi perah dalam negeri sekaligus menekan impor, Kemenperin menilai penguatan rantai pasok susu segar melalui program kemitraan menjadi langkah kunci. Pemerintah mendorong sinergi yang lebih kuat antara peternak rakyat, koperasi, dan industri pengolahan susu.