Sebelumnya, kelompok nelayan Omah Karang telah mengembangkan wisata adopsi karang dengan metode konvensional. Melalui penerapan APR–Coral Adoption, pengelolaan wisata menjadi lebih terstruktur dan terukur, sekaligus meminimalkan potensi kerusakan terumbu karang alami.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan usaha masyarakat, PT Pelindo Terminal Petikemas juga menyalurkan bantuan 10 set peralatan selam skin diving serta mesin vacuum untuk pengemasan olahan ikan teri. Selain wisata bahari, aktivitas penangkapan ikan tradisional seperti ikan teri juga berpotensi dikembangkan menjadi produk olahan sebagai oleh-oleh khas Karimunjawa.
Widyaswendra menambahkan bahwa program TJSL ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.
“Program TJSL ini tidak hanya difokuskan pada pelestarian ekosistem laut, tetapi juga pada upaya mendorong kemandirian ekonomi masyarakat pesisir. Kolaborasi dengan akademisi dan masyarakat lokal menjadi kunci agar manfaat program dapat dirasakan dalam jangka panjang,” katanya.
Wisata adopsi karang sendiri semakin diminati, terutama di kalangan generasi muda, sebagai bentuk wisata berkelanjutan yang menggabungkan rekreasi dan edukasi lingkungan. Wisatawan tidak hanya menikmati keindahan bawah laut, tetapi juga dilibatkan langsung dalam proses restorasi terumbu karang.