Dalam simulasi tersebut, skenario yang diangkat adalah kebocoran pipa bawah laut akibat aktivitas kapal yang berlabuh di atas jalur pipa, yang berpotensi menurunkan tekanan sistem dan mengganggu pasokan gas.
Tahapan latihan meliputi deteksi dini, pengamanan area, pengendalian aliran dan tekanan gas, hingga aktivasi Incident Management Team (IMT) untuk memastikan koordinasi lintas fungsi serta komunikasi dengan pemangku kepentingan dan regulator berjalan efektif.
Seiring eskalasi insiden dan hasil asesmen yang menunjukkan waktu pemulihan melebihi batas toleransi operasional, skenario dilanjutkan dengan aktivasi Business Continuity Plan (BCP) dan pembentukan Business Continuity Team (BCT).
Tahap ini menekankan pengelolaan krisis, analisis risiko dan dampak bisnis (Business Impact Analysis/BIA), strategi pemulihan, serta komunikasi krisis, guna memastikan operasional tetap berjalan dan keandalan pasokan energi nasional tetap terjaga.
Kegiatan ini dirancang untuk menguji kesiapan IMT, BCT, dan ERT Nusantara Regas yang berasal dari unsur internal maupun eksternal perusahaan, sehingga setiap perwira memahami peran dan tanggung jawabnya masing-masing dalam menghadapi kondisi darurat, khususnya pada periode Nataru yang umumnya diiringi dengan peningkatan kebutuhan gas.
Sejalan dengan penguatan kesiapsiagaan tersebut, Nusantara Regas juga membentuk Satuan Tugas (Satgas) Nataru yang bertugas memastikan keandalan dan keamanan rantai pasok gas selama periode Natal dan Tahun Baru 2025–2026.