Di balik candaan tersebut, Maruli menyampaikan fakta lapangan bahwa penanganan infrastruktur di wilayah terdampak, seperti Aceh dan Sumatera Utara banyak dilakukan secara swadaya oleh personel TNI.
Maruli mengakui timnya masih kesulitan memahami alur birokrasi sistem keuangan dalam penanganan darurat bencana. "Sampai dengan saat ini kami belum mengerti sistem keuangannya, Pak. Kita swadaya semua ini, Pak. Ya, sementara mungkin sampai pertengahan bulan depan kita masih kuat, Pak. Setelah itu ya sudah korek-korek, Pak," ungkap Maruli.
Maruli juga menjelaskan bahwa TNI AD telah memborong jembatan armco langsung dari pabrik dalam tiga tahap pengerjaan demi mempercepat akses transportasi masyarakat. Namun, sebagian dari pembelian tersebut masih berstatus utang kepada pihak pabrik.
"Untuk armco sampai pabrik-pabriknya itu kita borong semua, Pak, habis. Suruh bikin lagi, habis. Udah tiga tahap kita sudah kerjakan. Itu pun ya saya nanti bisik-bisik Bapak aja, Pak, itu masih utang, Pak. Jadi enggak ada masalah sebetulnya bisa masih bisa berlanjut, dan saya meyakini, iya, Pak, saya pura-pura lihat Bapak, Pak," pungkas Maruli.
(Dani Jumadil Akhir)