Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BEI: UMA Terjadi karena Investor Minati Pasar RI!

Rheza Andhika Pamungkas , Jurnalis-Rabu, 29 September 2010 |11:10 WIB
BEI: UMA Terjadi karena Investor Minati Pasar RI!
Foto: Tangguh Putra/okezone.com
A
A
A

JAKARTA - Fenomena banyaknya emiten yang masuk dalam pantauan Bursa Efek Indonesia (BEI) akibat adanya peningkatan harga dan aktivitas transaksi saham di luar kebiasaaan dibandingkan periode sebelumnya (Unusual Market Activity/UMA) diakui karena pasar Indonesia semakin diminati investor.

Adapun sampai dengan akhir Oktober 2010 sudah tercatat 69 efek yang masuk UMA, baik saham maupun waran karena pasar Indonesia yang semakin menarik minat investor untuk berinvestasi.

"UMA kemungkinan karena market saat ini sedang menarik. Dengan market yang marak pasti akan terjadi pergerakan-pergerakan saham yang di luar kebiasaan (UMA)," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito saat ditemui wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (28/9/2010) malam.

Ia melanjutkan, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa memang ada certain investor yang memang ingin menaikkan harga suatu saham. Oleh karena itu BEI memberitahukan adanya UMA ke pasar agar dapat menjadi peringatan (alert) untuk pasar agar berhati-hati dalam melakukan investasi.

"Tetapi jika pasar suka, ya tidak masalah. Mungkin juga fenomena UMA ini karena pasar melihat jika harga saham di rak pertama (saham unggulan) yang harganya tinggi, maka pasar melihat kepada rak kedua (saham perusahaan yang jarang terpantau). Karena siapa tahu harganya murah tetapi PER-nya (Price Earning Ratio) bagus," jelasnya.

Inilah yang membuat saham-saham yang biasanya tergolong saham tidur mulai mengalami pergerakan yang cukup signifikan sehingga terjadi UMA atas saham-saham medioker tersebut. Namun bagi bursa sendiri banyaknya UMA tersebut bisa merupakan pertanda positif.

"Karena ini berarti pasar Indonesia semakin tidak seragam. Karena ada aktivitas jual dan beli tidak dilakukan dalam waktu yang sama dan atas saham yang sama. Semakin tidak seragam, maka pasar semakin sempurna," pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement