JAKARTA - Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Tri Polyta Indonesia Tbk (TPIA) menyetujui merger dengan PT Chandra Asri. Alhasil, Perusahaan hasil merger ini akan menambah porsi saham publik yang terdilusi menjadi 3,7 persen.
“Mayoritas pemegang saham atau sekitar 99 persen menyetujui merger,” kata Direktur Tri Polyta Suryandi usai RUPSLB di Jakarta.
Hasil penggabungan usaha dua perusahaan yang terafiliasi dengan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini akan diberi nama PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Setelah proses administrasi dan legalitas rampung,operasional Chandra Asri Petrochemical berlaku efektif pada 1 Januari 2011. “Kami berharap perdagangan sahamnya bisa efektif pada 3 Januari 2011,”ujar Suryandi.
Dia mengungkapkan,pascapeleburan dua perusahaan petrokimia tersebut, komposisi pemegang saham menjadi Barito Pacific menguasai 66,36 persen dari sebelumnya 77,93 persen, Glazers and Putnam Investment Ltd 22,87 persen, Marigold Resources Pte Ltd 5,52 persen, Prajogo Pengestu 1,04 persen dari sebelumnya 4,38 persen, Ibrahim Risjad 0,45 persen,Henry Halim 0,06 persen dan masyarakat 3,7 persen dari semula 15,57 persen.
Chandra Asri Petrochemical pada tahun depan berencana menambah porsi saham publik hingga 20 persen sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) terbaru. Namun, Suryandi tidak bisa menjabarkan mekanisme penambahan saham publik tersebut. Rencana perseroan menambah porsi publik merupakan jawaban atas permintaan Bursa Efek Indonesia (BEI) beberapa waktu lalu.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito meminta agar perseroan memperbesar porsi saham publik guna menjaga likuiditas. Meski merger bertujuan meningkatkan kinerja perseroan, aksi korporasi tersebut jangan sampai merugikan kepentingan investor publik. “Kita harapkan ada refloat lagi ke pasar agar porsi publik lebih besar, karena buat apa kalau perusahaan besar tapi kepemilikan publik menjadi kecil,” ujarnya.
(Widi Agustian)