Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Chandra Asri Akan Investasi USD1,2 M

Sandra Karina , Jurnalis-Selasa, 01 Maret 2011 |08:55 WIB
Chandra Asri Akan Investasi USD1,2 M
Ilustrasi
A
A
A

JAKARTA - Perusahaan hulu petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) telah menyiapkan dana sekitar USD1 miliar-USD1,2 miliar untuk melakukan investasi di sektor hilir petrokimia.

Menteri Perindustrian MS Hidayat menjelaskan,  CAP akan mengembangkan dan memperkuat sektor hilir petrokimia, seiring dengan kian meningkatnya konsumsi produk hilir petrokimia seperti polipropilena (PP).

"Saya baru bertemu dengan Prajogo Pangestu dengan direksi-direksi dan manajernya. Ada delapan orang. Berarti serius tuh. Katanya, mereka sudah siap dana sebesar USD1,2 miliar untuk ekspansi downstream petrokimia. Belum tahu arahan hilir mana yang akan digeluti. Dia sedang siapkan," kata Hidayat di Jakarta.

Hidayat menjelaskan, ekspansi akan dimulai dengan pembangunan pabrik butadiena yang merupakan bahan baku industri ban senilai USD100-300 juta. “Mereka juga bilang, kalau pabrik butadiena di Indonesia berjalan, salah satu perusahaan ban dari Italia akan berinvestasi di Indonesia,” tutur Hidayat.

Hidayat mengungkapkan, dengan adanya pabrik tersebut, maka impor butadiena dapat ditekan. Pabrik butadiena yang dibangun di lahan seluas 40.000 m2 tersebut akan memproduksi sebanyak 100.000 ton per tahun.

Direktur Industri Kimia Dasar Ditjen Industri Agro Kemenperin (Kemenperin) Tony Tanduk mengatakan, kebutuhan butadiena nasional selama ini masih diimpor dari Korea dan Jepang.

“Apabila kebutuhan butadiena bisa dipenuhi dari dalam negeri, biaya produksi dapat ditekan dan cadangan devisa bisa dihemat. Tenaga kerja juga bertambah,” ungkap Tony.

Di sisi lain, Hidayat mengatakan, ketika industri hilir petrokimia bisa berkembang dan menghasilkan produksi secara penuh,maka pemerintah akan melakukan proteksi terhadap serbuan produk impor.

“Jelas akan kita akan proteksi kalau meski kita dihadapkan pada perdagangan bebas. Amerika Serikat saja bilang tak ada free trade, yang ada adalah fair trade. Ini merupakan indikasi bahwa AS sendiri sangat peduli dengan industri domestiknya. Kita tak perlu takut melakukan proteksi,” ujar Hidayat.

Langkah tersebut, kata dia, dilakukan agar Indonesia tidak kalah dengan negara lainnya di wilayah Asean.

Seperti diketahui, pada 24 Februari 2011, dua anak perusahaan PTT Thailand perusahaan petrokimia asal Thailand, yakni PTT Chemical dan PTT Aromatics and Refining  melakukan merger senilai USD11 miliar. Sementara, merger Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk hanya senilai  USD1,5 miliar.

Selain itu, kata Hidayat, Chandra Asri juga akan mengembangkan industri PP  dan terminal LNG. Hidayat menambahkan, pada 28 Maret mendatang, seluruh investor nasional akan dipanggil oleh Presiden SBY untuk membahas rencana investasi mereka.

“Pemerintah akan menentukan sikap terkait dengan sejumlah hal yang tepat untuk mendukung bergeraknya sektor riil,” tutup Hidayat.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement