JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menilai asumsi pertumbuhan ekonomi (PE) pemerintah sebesar 6,5-6,9 persen terlalu tinggi.
"Pertumbuhan ekonomi, BI cenderung melihat sekarang 6,5-6,9 agak ketinggian. Kami cenderung di bawah itu," ujar Darmin di ruang rapat Badan Anggaran DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (1/6/2011).
Darmin menjelaskan, hal tersebut dikarenakan pembangunan infrastruktur dan defisit akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. "Infrastruktur kan tidak bisa disulap dalam satu tahun, perlu waktu yang panjang," papar dia.
Lebih jauh dia mengungkapkan saat ini penggunaan supply side kapasitasnya sudah mulai penuh terutama bagi infrastruktur. "Jadi kalau tidak ada perkembangan berarti di infrastruktur, untuk menaikkan pertumbuhan susah, " kata Darmin.
Darmin menilai memang bisa saja jika pertumbuhan ekonomi ditingkatkan lagi, namun angkanya kecil, jika pun dipaksakan besar, maka akan berimbas pada daya beli konsumen. "Jadi kalau dipaksa inflasinya yang semakin tinggi," tegasnya.
Saat ini, pemerintah mentargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2012 berada di kisaran 6,5-6,9 persen. Bahkan beberapa fraksi DPR emngungkapkan asumsi pertumbuhan ekonomi yang dibuat oleh pemerintah terlalu rendah. Pemerintah seharusnya mentargetkan di atas tujuh persen.
(Widi Agustian)