JAKARTA - Hampir tembusnya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menuju Rp8.500 per USD merupakan level krusial yang akan menentukan pergerakan rupiah ke depannya. Apakah ke depannya level psikologis tersebut dapat terlampaui atau tidak?
Analis valas Farial Anawar menuturkan bahwa bisa terlampauinya level psikologis tersebut atau tidak tergantung dari otoritas bank sentral yaitu Bank Indonesia (BI) dalam mengantisipasi hal tersebut. Namun melihat masih derasnya aliran dana asing atau capital inflow yang masuk ke Indonesia, jika BI tidak menahan pergerakan rupiah, bukan tidak mungkin bahwa level psikologis tersebut bisa terlewati.
"Rupiah kali ini akan berada dalam kisaran Rp8.490-Rp8.530 per USD,"ungkap Farial, kala dihubungi okezone, Jakarta, Selasa (7/6/2011).
Saat ini tidak dipungkiri bahwa beberapa situasi kondisi perekonomian di sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS) sedang mengalami gocangan. Data pengangguran yang meningkat, harga rumah yang naik, lalu utang yang luar biasa besar dikarenakan dilakukan untuk perang seperti Iran, Libya dan lain-lain menyebabkan beban perekonomian Negara Paman Sam tersebut menjadi lebih meningkat.
Selain itu menguatnya beberapa mata uang regional dimana salah satunya adalah Euro juga memberi sentimen positif terdapa pergerakan rupiah. Akhir-kahir ini banyak mata uang regional yang menguat terhadap dolar.
Seperti diketahui, rupiah, menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) Senin (6/6/2011) menguat ke Rp8.506 per USD dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya yang ada di Rp8.506 per USD. Menurut yahoofinance, rupiah ada di level Rp8.517 per USD, dengan kisaran perdagangan di Rp8.502-Rp8.537 per USD.
(Widi Agustian)