JAKARTA - Tercapainya rekor baru Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) ke level 3.900-an pada akhir pekan kemarin menunjukan ada sinyal positif dari eksternal maupun internal. Indeks saham pun diproyeksikan bisa menembus level 4.000 paling tidak pada akhir bulan Juli 2011 ini.
"Level 4.000-an dapat ditembus dengan catatan keadaan perekonomian global, regional dan internal mendukung," ungkap Managing Reseacrh PT Indosurya Asset Management, Reza Priyambada kala dihubungi okezone di Jakarta, Senin (4/7/2011).
Reza menuturkan bahwa pada bulan Juni 2011 kemarin pergerakan indeks cenderung sering berada dalam zona merah. Hal itu tidak terlepas dari pengaruh krisis utang Yunani yang kala itu masih belum jelas.
Permasalahan krisis utang Yunani masih mambayangi pergerakan IHSG. Di mana sebelumnya menteri-menteri keuangan zona Eropa menunda keputusannya untuk memperpanjang bantuan lanjutan sebesar 120 miliar euro atau USD17 miliar dalam bentuk pinjaman darurat kepada Yunani. Pasalnya, pemerintah Yunani harus terlebih dahulu melakukan langkah penghematan.
Pihak Yunani mengatakan, mereka membutuhkan pinjaman tersebut untuk menghindari default untuk membayar utang pada pertengahan Juli mendatang. Para menteri tersebut menegaskan bahawa pencairan pinjaman tersebut akan tergantung pada hukum parlemen Yunani terkait masalah reformasi fiskal dan penjualan aset negeri.
Tapi, adanya kepastian akan penyelesaian krisis utang Yunani dimana voting yang dilakukan oleh Parlemen Yunanai menyetujui akan dilakukannya kebijakan penghematan anggaran. Dengan adanya kebijakan tersebut maka IMF dan Bank Central Eropa bersedia untuk memberikan dana bailout guna menyelesaikan permasalah krisis utang tersebut.
Selama permasalahan krisis utang Yunani tersebut pergerakan IHSG pada bulan Juni 2011 bergerak fluktuaktif. IHSG bisa rebound walaupun hanya tipis akan tapi bisa juga melemah. Seperti contohnya pergerakan IHSG, Senin (27/6/2011) sore ditutup melemah 35,13 poin atau 0,9 persen ke 3.813.
"Pencairan akan dana bailout tersebut jika terjadi akan terlaksana pada minggu ini. jika hal tersebut jadi terealisasi maka hal tersebut akan menjadi sentimen positif bagi pergerkana IHSG, namun bila sebaliknya, maka IHSG pun berpotensi untuk berbalik arah," paparnya.
Dengan adanya sinyal positif dari krisis utang Yunani tersebut, pergerakan IHSG pun mulai sedikit menggeliat dan menembus level baru yaitu level 3.900-an dan dengan adanya sinyal positif yabng berdatang maka bukan tidak mungkin IHSG nantinya dapat tembus ke level 4.000-an.
Namun kendati demikian penguatan indeks yang terjadi pada saat sekarang ini sudah memasuki area overbrought atau area jenuh beli, dan hal itu menyenbabkan bahwa investor cenderung akan melakukan aksi jual.
"Jika IHSG mencapai level baru apalagi sudah masuk area overbought, wajar jika akan terjadi koreksi dalam waktu satu atau dua hari. Tapi, jika didukung dengan sentimen eksternal dan internal yang bagus, bukan hal yang mustahil bahwa IHSG bisa tembus level 4.000-an," paparnya.
Membaiknya sejumlah data-data perekonomian di AS juga memberikan sentimen positif, serta inflasi yang cukup terkendali yang dinilaiu masih terkendali dan kebijakan pengetatan moneter yang dilakukan oleh China juga memberikan angin segar kepada pergerarakan IHSG untuk bisa menembus level 4.000.
Menurut Reza, saham-saham yang dapat menghantarkan IHSG ke level 4.000-an bukan berdasarkan akan sektor-sektor sahamnya, namun saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar seperti saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), serta PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
"Saham-saham yang memiliki kapitasasi pasar yang besar nantinya akan menggiring IHSG untuk bisa tembus ke level 4.000-an karena disini investor juga akan melihat dan memperhatikan likuiditas daripada saham-saham tersebut," pungkasnya.
(Widi Agustian)