DENPASAR - Keberadaan hutan mangrove di Indonesia saat selain berfungsi menahan abrasi juga diharapkan bisa dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan yang bernilai ekonomis.
Saat melakukan aksi penanaman pohon mangrove di Hutan Mangrove Ngurah Rai Bali, Menteri Kehutanan Lutfi Hasan mengingatkan kembali pentingnya manfaat pohon mangrove. "Jika dahulu pohon ini hanya dimanfaatkan masyarakat untuk kayu bakar sekarang kita bisa optimalkan untuk meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat," katanya di Denpasar.
Dia berharap, masyarakat di sekitar hutan mangrove bisa mengolah pohon tersebut untuk berbagai produk seperti obat, sirup, bahan beras dan berbagai jenis makanan olahan lainnya. Pemerintah lewat program pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan mangrove, terus mendorong pemanfaatan mangrove sehingga bisa menjadi produk unggulan daerah.
Apalagi saat ini kondisi hutan mangrove di Indonesia sangat memprihatinkan. Masyarakat sekitar diharapkan bisa melakukan upaya pemberdayaan di kawasan tersebut lewat penanaman pohon mangrove. "Separuh hutan mangrove di Indonesia sudah rusak, oleh karena itu kita harus menyelamatkannya dengan penanaman pengembangan hutan mangrove," imbuhnya.
Mangrove yang merupakan Hutan Bukan Kayu (HBK) telah mendapat perhatian serius pemerintah dalam upaya penyelamatan dari kerusakan. Bahkan pemerintah telah menetapkan moratorium penebangan pohon di hutan daerah selama setahun, agar hutan bisa tumbuh berkembang termasuk hutan mangrove.
Hutan mangrove di Bali telah dijadikan model di Indonesia dalam pemanfaatan, bukan saja untuk pemberdayaan masyarakat sekitar namun juga untuk menyelamatkan lingkungan. Tidak hanya itu hutan yang dikelola oleh Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I ini telah menjadi obyek wisata yang menarik minat wisatawan.
(Widi Agustian)