Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Curhat SBY Soal Krisis Global

K. Yudha Wirakusuma , Jurnalis-Selasa, 06 Desember 2011 |16:50 WIB
Ini Curhat SBY Soal Krisis Global
Presiden SBY
A
A
A

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan situasi di dunia kerap berpengaruh ke Indonesia. SBY kali ini kembali mengeluh dan mengatakan dunia terkadang terkesan aneh dan tidak adil.

"Dunia sering aneh dan tidak adil, seperti 2008-2009 ekonomi kita ikut terguncang padahal sumber di Amerika Serikat (AS). Sekarang sumber di Eropa, krisis bisa datang dan kalau kita tidak lakukan sesuatu, kita bisa jadi korban," kata SBY di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (6/12/2011).

Dia menambahkan, harga minyak sekarang ini USD100 per barel, puncaknya 2008 lalu USD145 per barel. Tetapi saat ini krisis ekonomi global datang lagi diawali dengan krisis keruangan global di Eropa.

"Anehnya harga minyak terus tetap. Banyak faktor, ada ulah spekulan, sebagian dari trader adalah pedagang minyak global, ada sentimen geopolitik, situasi yang panas di Iran dan Afrika Utara, turut membuat ketidakpastian harga minyak. Iran mengancam kalau terus dikasih embargo apalagi tidak boleh menjual minyak akan mencapai USD200 per barel," imbuhnya.

SBY mengimbau masyarakat melihat situasi politik dan keamanan di belahan dunia lain di Timur Tengah. “Faktor lain bagaimanapun negara produsen minyak ingin dapat keuntungan sebesar-besarnya, mereka senang harga minyak tinggi. Di era ini, negara sering kalah dengan perusahaan multinasional, ini kelemahan sistem kapitalis global.

"Ada lima negara konsumsi besar, AS, China, Jepang, India, Rusia. Dengan situasi seperti ini akan jadi masalah kalau gagal atasinya. Diam-diam di kita keperluan minyak listrik dan sumber energi meningkat, sumber kita dulu lebih dari satu juta barel sementara kebutuhan energi minyak terus meningkat," ungkapnya.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement