Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenaikan BBM Masih Tekan Pergerakan Rupiah

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Selasa, 28 Februari 2012 |15:35 WIB
 Kenaikan BBM Masih Tekan Pergerakan Rupiah
Ilustrasi. Foto: Okezone
A
A
A

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belum menunjukan perubahan berarti. Rupiah masih tertekan wacana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang belum menemui jalan keluar.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah berada pada level Rp9.158 per USD, dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.112-Rp9.204 per USD. Sementara mengutip yahoofinance rupiah bercokol pada kisaran Rp9.113 per USD, dengan range perdagangan Rp9.112-Rp9.168 per USD.

Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengungkapkan, mata uang di pasar Asia akan terkoreksi hari ini, namun untuk rupiah depresiasi tersebut akan diperkecil oleh BI. "BI akan masuk ke pasar, karena mendekati batas psikologis yang mudah tertekan ke atas," ungkap dia dalam riset hariannya, Selasa (28/2/2012).

Sementara analis valuta asing David Summual mengungkapkan, nilai tukar rupiah memang masih tertekan mata uang dolar AS, ditambah sentimen negatif wacana kenaikan harga BBM subsidi. "Penyebabnya masih isu domestik yaitu kenaikan harga BBM subsidi, membuat sentimen tersendiri," kata dia.

Namun dia mengatakan, BI selaku bank sentral akan terus melakukan intervensi untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar. "Tekanan ini bisa berakhir hingga isu itu mereda dan ada kepastian (naik atau tidak)," akunya.

Di zona Eopa, dana bailout untuk Yunani yang disetujui akan memberikan angin segar bagi mata uang euro. Investor sudah bisa sedikit bernapas lega dengan kondisi Eropa. Sedangkan untuk kondisi AS, dia mengaku sudah membaik meskipun belum ada arah perbaikan. "Sektor perumahan khususnya belum membaik," tandasnya. (mrt)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement