 
                JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih diprediksi belum banyak perubahan.
Analis valuta asing, David Sumual, memperkirakan rupiah akan berada direntang Rp9.100-9.200 per USD. "Selama masih belum ada kepastian terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), rupiah akan terus seperti itu," katanya saat dihubungi okezone di Jakarta, Rabu (7/3/2012).
Kekhawatiran terkait harga BBM juga diiringi dengan harga minyak dunia yang terpantau masih tinggi. 
Terkait kondisi eksternal, krisis di Eropa yang belum juga menunjukkan adanya perbaikan serta anggaran Spanyol juga terpantau meningkat masih membuat investor menunggu. "Krisis masih lama. Karena tidak hanya Yunani yang bermasalah, tapi ada juga Spanyol dan Portugal," tandasnya.
Sekadar informasi, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan sore kemarin, mencatatkan rupiah berada pada kisaran Rp9.163 per USD dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.117-Rp9.209 per USD. Sementara menurut Reuters, rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp9.160 per USD dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.130-Rp9.175 per USD.
(Martin Bagya Kertiyasa)