Rupiah Menguat Seiring Melemahnya Minyak Mentah

JAKARTA - Seiring melandainya harga minyak mentah dunia, serta harga emas yang cukup tertekan, membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terapresiasi.

Menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah diperdagangkan dikisaran RP9.085 per USD, dengan range perdagangan Rp9.040-Rp9.130 per USD. Sementara mengutip yahoofinance, rupiah bercokol pada kisaran Rp9.083 per USD, dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.020-Rp9.163 per USD.

Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan, aksi jual akibat kekawatiran kenaikan harga BBM di pasar Indonesia mereda, terlihat dari naiknya indeks di bursa Indonesia (IHSG) dan turunnya imbal hasil SUN. "Perbaikan sentimen tersebut juga didukung oleh menguatnya bursa Asia," jelas dia dalam riset hariannya, Rabu (29/2/2012).

Meski begitu, Analis valuta asing Rully Nova menyatakan, investor saat ini diliputi kekhawatiran terkait rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada April mendatang. "Perkiraannya masih dikisaran Rp9.100 per USD," katanya.

Menurutnya, ketidakpastian yang tinggi ini akan sejalan dengan munculnya spekulan di pasar uang. "Spekulan akan memanfaatkan momentum ini, ditengah keraguan pemerintah terhadap kenaikan BBM subsidi," akunya.

Menurutnya, pelaku pasar merasa khawatir jika kenaikan BBM akan sama seperti yang pernah terjadi pada 2005 lalu. "Investor masih ingat kejadian yang sama 2005 lalu, apalagi ini masih pemimpin yang sama. Tapi mereka masih bisa berfikir rasional, karena kondisi yang berbeda. 2005 BI Rate likuiditas sangat ketat bisa 12 persen," tandasnya. (mrt)

(Rani Hardjanti)