Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenaikan BBM Bakal Turunkan Pertumbuhan Industri 0,26%

Sandra Karina , Jurnalis-Rabu, 07 Maret 2012 |16:53 WIB
Kenaikan BBM Bakal Turunkan Pertumbuhan Industri 0,26%
Ilustrasi. Foto: Corbis
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 33 persen dan tarif dasar listrik (TDL) 10 persen akan menyebabkan output sektor industri pengolahan nonmigas mengalami penurunan sekira 0,26 persen.

Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin Dedi Mulyadi mengatakan, untuk menemukan seberapa besar dampak kenaikan harga BBM dan TDL terhadap kinerja industri, pihaknya menggunakan metode computable general equilibrium (CGE).

Adapun model CGE yang digunakan, kata dia, adalah comparative static. CGE, lanjutnya, juga digunakan untuk mengkaji seberapa besar dampak kenaikan harga BBM dan TDL terhadap kinerja ekonomi makro Indonesia.

Dia menyebutkan, dalam kajian tersebut dilakukan lima simulasi kebijakan yakni kenaikan harga BBM khususnya premium sebesar Rp1.500 atau 33 persen dari harga awal Rp4.500 menjadi Rp6.000, kenaikan harga BBM khususnya premium sebesar Rp2.000 atau 44 persen dari harga awal Rp4.500 menjadi Rp6.500, kenaikan TDL sebesar 10 persen, kombinasi kenaikan harga BBM sebesar 33 persen dan TDL 10 persen, serta kombinasi kenaikan harga BBM sebesar 44 persen dengan TDL 10 persen.

"CGE adalah analisa yang dasarnya adalah Tabel Input-Output (IO) dari 2008 yang di-update dari 2005. Dari asumsi ini, hasilnya apabila harga BBM nasik 33 persen maka industri akan turun 0,12 persen. Apabila harga BBM naik 44 persen, industri akan turun 0,14 persen. Dan TDL naik 10 persen maka industri akan turun 0,14 persen," kata Dedi di Jakarta, Rabu (7/3/2012).

Kajian tersebut, kata dia, dilakukan pada sembilan sektor industri yakni makanan, minuman dan tembakau, tekstil, barang kulit dan alas kaki, barang kayu dan hasil hutan lainnya, kertas dan barang cetakan, pupuk, kimia dan barang dari karet, semen dan barang galian bukan logam, logam dasar besi dan baja, alat angkut, mesin dan peralatannya, serta barang lainnya.

Dari sembilan sektor tersebut, lanjutnya, makanan, minuman dan tembakau tetap bertumbuh positif yakni 0,13 persen apabila harga BBM naik 33 persen dan 0,14 persen apabila TDL naik 10 persen.

"Sektor makanan tidak terpengaruh. Ini sektor yang tidak rentan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi," ucapnya.

Pasalnya, menurutnya, sektor tersebut mampu menguasai pasar dalam negeri, bahan bakunya terdapat di dalam negeri, serta  memiliki peranan cukup tinggi terhadap pertumbuhan industri nasional dengan share sebesar 35,20 persen.

"Industri makanan pasarnya domestik, bahan baku ada di dalam negeri. Ini satu kondisi yang cukup menggembirakan. Industri ini yang di mana peranannya tinggi sekali 33 persen terhadap struktur industri. Yang tersirat dari angka pertumbuhan bahwa dia tidak rentan," paparnya.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement