DEMAK - Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi, harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di Pasar Demak, Jawa Tengah terus merambat naik sejak seminggu lalu.
Alhasil, warga lebih memilih harga BBM tidak naik daripada mendapatkan kompensasi dana bantuan langsung tunai (BLT). Harga sejumlah komoditas di Pasar Tradisonal Bintoro kini terus merangkak naik, yakni gula pasir, minyak goreng dan telur ayam ras. Kenaikan berbagai jenis sembako berkisar Rp500-Rp1.000 per kilogram (km).
Telur ayam ras yang semula hanya Rp14.500 per kg kini menjadi Rp15.500 per kg. Gula pasir dari harga Rp9.500 per kg menjadi Rp10.000 per kg. Minyak goreng curah juga terus merambat naik, dari harga semula Rp10.500 per kg menjadi Rp11 ribu per kg. Sedangkan minyak goreng kemasan mengalami kenaikan harga Rp1.000 per kg, yakni dari Rp11 ribu menjadi Rp12 ribu per kg.
Kenaikan harga-harga sembako tersebut terjadi sejak beredar kabar harga BBM akan dinaikan pada 1 April mendatang. Menurut warga rencana kenaikan harga premium yang mencapai Rp6.000 per liter dianggap terlalu tinggi. "Kenaikan harga BBM jangan lebih dari Rp5.000 per liter karena harga tersebut masih terjangkau dan dalam batas toleransi," kata salah satu warga Siswati, Jumat (9/3/2012).
Warga juga lebih memilih tidak mendapatkan dana BLT daripada harga BBM dinaikkan. Sebab, dana kompensasi bagi warga miskin tersebut dianggap tidak sebanding dengan kenaikan seluruh harga barang. Apalagi penyalurannya beberapa waktu lalu juga tidak tepat sasaran.
Tidak hanya para pembeli, kenaikan harga sembako juga dikeluhkan para pedagang karena dagangannya sulit laku. Diperkirakan harga sembako akan terus meningkat hingga harga BBM benar-benar dinaikkan pemerintah. Kendati sejumlah harga sembako terus merangkak naik, namun harga beras masih stabil. Karena para petani baru saja panen akhir bulan lalu.
(Widi Agustian)