JAKARTA - Kenaikan harga BBM subsidi dan tarif dasar listrik (TDL) dinilai sebagai ancaman yang paling serius kepada pengusaha dan buruh serta Industri nasional yang dari hari ke hari makin hilang daya saingnya terhadap produk produk hasil impor.
"Tidak ada jalan lain bagi perusahaan yang terkena dampak selain melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap para buruh karena tingginya biaya operasional yang harus ditanggung perusahaan," kata Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu FX Arief Poyuono dalam keterangan tertulisnya kepada okezone, di Jakarta, Selasa (13/3/2012).
Dia menjelaskan, selain melakukan PHK, jalan yang lain yang kan ditempuh oleh perusahaan dalam menyiasati kenaikan harga BBM perusahaan perusahaan di sektor industri akan beralih mengimpor produk yang sudah siap pakai untuk bisa tetap survive menjaga pegawainya yang bekerja di divisi manajemen dan melayani jaringan pasar yang sudah mereka bangun khususnya pasar domestik.
Perusahaan-perusahaan yang disektor industri dan manufakturing yang akan berubah wujud dari memproduksi di dalam negeri menjadi importir ialah di sektor industri tekstil, sepatu, alat alat rumah tangga, automotif, serta produk makanan.
"Jika memproduksi sendiri dengan harga BBM yang dinaikan sekira 30 persen dan tarif dasar listrik sejumlah 10 persen produknya tidak akan laku dipasar domestik karena makin menurunnya daya beli masyarakat karena harga jualnya yang tinggi, belum lagi ditambah beban pajak terhadap produk yang dibuat di dalam negeri," jelas dia.
Dampak negatif jika perusahaan melakukan impor barang jadi untuk menyiasati agar perusahaaan tetap survive terutama produk impor makanan akan berdampak kepada kesehatan masyrakat Indonesia yang mengkomsumsi sebab mengenai kualitas makanan yang dimpor belum tentu baik kesehatan.
"Karena itu sebaiknya pemerintah SBY harus berpikir ulang untuk tidak menaikan harga BBM dan TDL karena dampaknya akan fatal baik dari sisi pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat maupun keberlangsungan industri nasional," imbuh dia.
(Widi Agustian)