Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Industri Kreatif Indonesia Perlu Dilindungi

Yoga Hastyadi Widiartanto , Jurnalis-Selasa, 10 April 2012 |19:17 WIB
 Industri Kreatif Indonesia Perlu Dilindungi
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
A
A
A

JAKARTA - Indonesia tidak kekurangan tenaga-tenaga kreatif, bahkan banyak orang asli negeri ini yang digaet oleh industri kreatif kelas dunia seperti Microsoft maupun Research in Motion (RIM).

Namun yang kini mulai banyak beredar malah aplikasi-aplikasi dari luar. Langkah apa yang mestinya dilakukan agar yang berkembang adalah industri kretatif negeri sendiri?

"Ketika anak-anak muda berbisnis satu hal yang digelisahkan adalah perlu modal awal yaitu sumber daya manusia atau gaji. Apa yang biasa dilakukan untuk memenuhinya adalah menggadaikan BPKB, mobil, atau surat tanah," CEO Brainmatics Romi Satria Wahono, di Jakarta, Selasa (10/4/2012).

Agar industri kreatif lokal bisa tumbuh lebih sehat, menurutnya, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan pemerintah. "Yang pertama adalah buka keran supaya bisnis software lebih bankable. Artinya, kalau kita punya produk, kita menang kompetisi atau tender maka sertifikatnya bisa diuangkan," terangnya.

"Buka proteksi, misalkan dengan membuat industri dari dalam tidak perlu dilindungi ketika ke luar, tapi industri yang datang dari luar dibuat tidak mudah masuk," tambahnya.

Kemudian, dia juga menambahkan, sebaiknya dibuka kompetisi-kompetisi sehingga anak-anak muda bisa menemukan saluran yang lebih baik untuk kreativitasnya. "Dulu kalau kita lihat trennya anak muda berkeliaran di jalan jadi hacker, sekarang dengan adanya kompetisi ini trennya menurun," ujar Romi.

Dia juga berpendapat, di Indonesia kompetisi yang dimaksud baru ada INAICTA saja. Padahal ini mestinya dikembangkan lebih jauh lagi. Selain itu, dia juga mengatakan perlunya melindungi hasil industri lokal. Misalnya pemerintah, membuat peraturan untuk konten lokal. Contohnya, harus menggunakan bahasa Indonesia sehingga bisa diproteksi.

Senada dengan Romi, co-founder sekaligus CEO Mindtalk Danny Oei berpendapat bahwa orang-orang Indonesia sudah punya bekal kecerdasan, kreativitas dan ketekunan. Namun cenderung kurang percaya diri ketimbang orang dari luar negeri.

"Adanya kompetisi akan membantu, karena ini bisa menumbuhkan kepercayaan diri. Kemudian ikuti juga seminar-seminar, bergaul dengan orang luar, serta coba bekerja sama dengan perusahaan luar," pungkasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement