Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Minyak Mentah Masih Dibayangi Ketegangan Iran

Martin Bagya Kertiyasa , Jurnalis-Senin, 16 April 2012 |10:23 WIB
 Harga Minyak Mentah Masih Dibayangi Ketegangan Iran
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
A
A
A

JAKARTA - Pergerakan harga minyak mentah sepertinya masih akan terus terhambat akibat ketegangan antara Iran dan negara-negara barat yang terus berlanjut terkait program nuklir Iran.

Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures Ariana Nur Akbar mengatakan, data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan China membuat harga minyak mencatatkan pergerakan yang negatif dalam basis hariannya. Bahkan mungkin dalam perkiraan mingguannya.

"Selain itu, masalah lelang obligasi di Eropa yang masih belum menunjukkan perkembangan signifikan juga memberikan kontribusi terhadap lemahnya harga saat ini," ungkap dia kepada okezone di Jakarta, Senin (16/4/2012).

Dia menjelaskan, tingkat pertumbuhan dunia yang melambat dan pemulihan perekonomian global masih membuat investor cenderung menahan diri demi melihat dua faktor tersebut. "Mengingat tingkat aktivitas produksi di AS, terutama China, mengalami perkembangan yang tak pasti," tambah dia.

Menurutnya, Federal Reserve (The Fed) yang saat ini masih melakukan proses tarik ulur pelonggaran kebijakan atau biasa disebut quantitaive easing 3 (QE3) masih belum jelas dan memberikan dampak pesimistis bahwa hal tersebut masih jauh dari kenyataan.

"Harga saat ini berkemungkinan akan bergerak turun ke area harga USD102 per barel, dengan potensi tingkat pertumbuhan dua ekonomi besar masih diragukan potensi penguatannya," tukas dia.

Dia memprediksi, untuk pergerakan turunnya, kisaran support mungkin akan dapat bergerak di level USD101,47-USD101,82 per barel. Sedangkan untuk pergerakan naiknya, kisaran resistance mungkin akan bergerak di area harga USD102,81-USD103,06 per barel.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement