MEDAN – Pertamina sepertinya mulai memperketat pasokan premium, selepas penerapan overkuota sekira 18 persen di akhir April lalu.
Dalam seminggu terakhir sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Medan, mangalami kekosongan secara bergiliran. Ini terjadi pada SPBU di Jalan Juanda, Sisingamangaraja, Karya Wisata, Letda Sujono dan beberapa SPBU di Jalan AH Nasution. Kondisi ini pun mulai meresahkan pemilik SPBU, karena jika kekosongan terus terjadi, masyarakat akan panik, dan semakin buruk untuk pasokan BBM bersubsidi itu sendiri.
"Sejak awal Mei, sudah delapan kali bensin kosong, kalau kita tanya ke Pertamina katanya memang lagi dibatasi,” terang Kepala SPBU 14202102 Koperasi Pengangkutan Umum Medan (KPUM) B Siregar, di Jalan sisingamangaraja Medan, Rabu (16/5/12).
Siregar mengaku di kondisi normal, penyaluran premium dari Pertamina bisa mencapai 18 kiloliter (kl) per hari. Sementara saat ini hanya penyaluran sebanyak 16 – 24 kl, namun tidak dilakukan setiap hari. “Sekarang tidak tiap hari, bahkan minggu kami enggak dapat jatah, padahal di waktu itu permintaan pasti tinggi, apalagi kita kana di jalan lintas,” tegasnya.
Lanjut Siregar, dalam sebulan perolehan premium yang disalurkan Pertamina dalam kondisi normal bisa mencapai 600 kl, tapi sekarang Pertamina telah memperketatnya hingga 482 kl. Diakui jumlah ini tak cukup, mengingat SPBU lainnya yang berdekatan telah ditutup, sehingga konsumen SPBU tersebut ikut berpindah ke SPBU-nya.
"Kita kewalahan, karena konsumen di SPBU yang telah mati itu pindah ke kami. Belum lagi angkutan umum milik koperasi yang setiap hari memerlukan premium. Kalau kosong, para supir bisa ribut karena kita prioritasnya untuk angkutan," tuturnya.
Untuk itu Pertamina diminta lebih selektif dalam membatasi pasokan premium. Karena untuk SPBU yang berada di posisi sentral transportasi, prioritas premium sangat dibutuhkan. "Kita memang ikut saja keputusan jadwal penyaluran dari Pertamina, kalau memang kosong maka SPBU kami tutup. Ini sangat merugikan pengusaha dan mengecewakan konsumen," pungkasnya.
Sementara itu, Asisten Customer Relation PT Pertamina Fuel Retail Marketing Wilayah Sumatera Bagian Utara Sonny Mirath mengatakan, untuk mencegah tidak mencukupinya kuota BBM bersubsidi, maka Pertamina melakukan penyeimbangan dengan cara menyusun jadwal pengiriman BBM secara ketat dan teratur. "Ini yang terkadang mengakibatkan adanya kekosongan di beberapa SPBU," katanya.
Penyeimbangan pengiriman BBM ini, tambahnya, terkait dengan realisasi penyaluran BBM bersubsidi jenis premium hingga April 2012 telah melampaui 18 persen dari kuota sebesar 1,3 juta kl. Angka ini naik 15 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Terkait masih ditemukannya SPBU kosong di Kota Medan, dijelaskan Sonny, ada tiga hal yang mungkin terjadi yakni, SPBU tidak beroperasi karena masalah administrasi, SPBU terlambat membayar DO ke Pertamina dan untuk menyeimbangkan kuota ke daerah, Pertamina membuatkan jadwal pengiriman SPBU.
"Jadi mungkin sudah kosong di siang ,tapi jadwal pengisian baru malam. Hingga saat ini, Pertamina belum menemukan SPBU yang nakal menimbun BBM bersubsidi seiring dengan rencana pembatasan BBM bersubsidi di Kota Medan," tuturnya.
Ketua Hiswana Migas DPC Medan, Razali Husenm mengatakan, kekosongan BBM jenis premium yang terjadi disebabkan adanya pembatasan kuota BBM oleh pemerintah ke Pertamina.
"Kalau sekarang nasib SPBU mungkin sulit, tapi ke depannya kita tidak tahu karena kebijakan sering berubah-ubah. Meski margin lebih tinggi kalau jual premium. Untuk itu pengusaha melalui melalui Hiswana Migas bermohon kepada pemerintah kuota dinaikkan," pungkasnya (git)
(Rani Hardjanti)