JAKARTA – Target pertumbuhan ekonomi yang dipatok oleh pemerintah sekira 6,5 persen dirasa akan sulit tercapai di tahun 2012.
Pengamat Ekonomi Latif Adam mengatakan, ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Faktor pertama, yakni ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang diketahui perekonomiannya belum pulih, dan faktor kedua ialah dikhawatirkan daya beli masyarakat di Indonesia bisa menurun karena ketidakpastian naik atau tidaknya harga BBM.
“Indonesia masih bergantung pada negara-negara lain, sedangkan pertumbuhan ekonomi negara lain pun (Amerika dan Eropa) masih dalam kondisi yang baru pulih,” ungkap Latif saat dihubungi okezone, Kamis (17/5/2012).
Latif memperkirakan, realisasi pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai pada kisaran 6,4 persen. “Ya paling 6,3 persen saja, itu sudah bagus,” terang Latif.
Kekhawatiran masyarakat akan ketidakpastian harga BBM akan berdampak juga pada daya beli masyarakat dan hal tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang ditaregtkan tumbuh 6,5 persen di 2012.
“Masyarakat masih memiliki keyakinan bahwa harga BBM akan mengalami kenaikan. Ditambah momentum panen raya yang mempengaruhi daya beli masyarakat sudah tidak berlaku lagi,” pungkasnya. (git)
(Rani Hardjanti)